Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai Korban Bom Terus Dibekap Trauma

Kompas.com - 19/01/2016, 15:17 WIB

"Kalau malam, dia sering cemas, tidak mau ditinggal sendiri. Setiap malam, saya menemani Permana hingga dia tertidur," kata Asep.

Trauma juga dialami Andi Dina Novianti (31). Telah empat malam terakhir dia tidak bisa tidur nyenyak. Ingatannya selalu tertuju suasana mencekam pada Kamis lalu.

"Waktu bom meledak itu saya sebenarnya sudah lemas. Cuma saya berusaha untuk mencari cara agar bisa keluar dari Starbucks. Saya melompati jendela yang pecah, dan keluar ke arah jalan Wahid Hasyim," ujar Novianti saat ditemui di kediamannya, di Pademangan, Jakarta Utara, Senin.

Novianti sempat dirawat di RS Ibu Anak YPK Mandiri, Menteng. Dia juga telah menjalani operasi kecil pengangkatan kaca, dan harus memperoleh 12 jahitan meski tidak terdata oleh anggota kepolisian.

Meski begitu, staf RS, pada Senin siang, mendatangi kediaman Novianti untuk mengembalikan biaya pengobatan.

Nur Heriana (51), ibu Novianti, menceritakan, setelah kejadian, Novianti tidak mau ditinggal sendiri, baik di dalam kamar maupun di luar kamar. Dia selalu ingin ada orang yang berada di dekatnya, terutama saat malam telah datang.

"Saya berharap agar pelaku bisa sadar bahwa apa yang diperbuatnya itu sangat sadis. Semoga para pelaku itu mendapatkan jalan untuk kembali ke jalan yang benar," katanya.

Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan, sejauh ini, pihak RS memberikan pelayanan medis yang memadai kepada para korban.

"Sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2014 dan UU No 13/2006, korban terorisme wajib diberi pelayanan medis dan psikologis. Karena itu, kami langsung menurunkan tim untuk memantau kondisi korban di rumah sakit," katanya.

Biaya perawatan

Wakil Ketua LPSK Askari Razak mengatakan, para korban tidak perlu khawatir tentang biaya perawatan karena ditanggung oleh LPSK. Untuk korban polisi, pembiayaan ditanggung institusinya.

Apabila korban masih menghendaki LPSK menanggung biaya perawatan selanjutnya, mereka diminta mengajukan surat permohonan ke LPSK.

Formulir pengajuan dana perawatan sudah diberikan ke setiap keluarga korban, tetapi hingga kemarin belum ada yang mengajukan permohonan ini.

Jajaran Polres Tangerang Kota menyisir satu per satu rumah kos dan kontrakan dan memeriksa identitas penghuninya di wilayah jajarannya. Operasi digelar terkait antisipasi terorisme.

"Sejauh ini belum ditemukan penghuni rumah kos dan kontrakan yang diduga bagian dari kelompok atau jaringan teroris," kata Komisaris Triyani Handayani, Kepala Subbagian Humas Polres Tangerang Kota. (ART/JAL/DNA/PIN)

----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 19 Januari 2016, dengan judul "Tangani Korban Secara Total".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com