Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekesalan Ahok terhadap Dinas Pertamanan sampai Terbawa Mimpi

Kompas.com - 10/02/2016, 09:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Emosi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kepada Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati meluap pada acara peresmian 10 taman di Taman Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (9/2/2016) kemarin.

Selama kurang lebih 30 menit memberi sambutan, Basuki tak henti-hentinya menyatakan kekesalannya terhadap Ratna serta jajaran pejabat di bawahnya.

Basuki mengawalinya dengan mengapresiasi peringatan warga kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Warga itu meminta dinas tersebut untuk tidak sekadar membangun, tapi juga menjaga taman tersebut.

Basuki kemudian menyinggung kegagalan DKI memenuhi jumlah ideal ruang terbuka hijau (RTH). Dari jumlah ideal 30 persen RTH, Jakarta baru terpenuhi 9,98 persen saja.

Menurut Basuki, hal itu disebabkan Dinas Pertamanan gagal membeli lahan untuk dijadikan RTH. Ia menuding ada oknum pegawai negeri sipil (PNS) yang mengambil komisi dari pembelian lahan.

"Jakarta enggak pernah capai 10 persen RTH karena pas lahannya mau diambil, dimintai macam-macam. Saya temukan banyak oknum minta komisi biar beli tanah 10 sampai 17 persen. Masyarakatnya diteken-teken," kata Basuki.

"Jajaran Dinas Pertamanan harus kerja keras semua. Saya sampai kebawa tidur (mimpi) pecatin semua pejabat eselon II, III, IV dan pecat Kepala Dinas Pertamanan," kata Basuki.

Basuki menyoroti kinerja Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta. Kerja dinas ini sebenarnya sudah dilakukan oleh pihak lain.

Basuki memberi contoh, pembangunan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dilakukan oleh perusahaan swasta.

Kemudian topping pohon tua untuk ditebang dilakukan oleh pekerja prasarana dan sarana umum (PPSU), dan lain-lain.

Sementara Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta kerap gagal dalam upaya  pembebasan lahan pembangunan RTH.

"Bu Ratna terpaksa saya ganti lho, Bu. Saya udah agak sebal lho ini. Lama-lama dinas taman mau ngapain lagi," kata Basuki kesal.

Selain itu, ia juga meminta agar Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tidak bermain nama pekerja harian lepas (PHL) fiktif.

Di kelurahan, kata dia, disebutkan ada 30 PHL Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Namun, Basuki melihat yang ada hanyalah petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Jelang Pilkada 2024, Satpol PP DKI Minta Parpol Izin Saat Pasang Alat Peraga Kampanye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com