Di sisi lain, ia menegaskan instruksinya kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI cukup jelas, yakni menghijaukan tanah serta jalan di Jakarta.
Intinya, Basuki tidak ingin melihat tanah di Jakarta.
Menunggu nasib
Basuki mengancam akan mengganti Ratna dengan camat. Langkah itu pernah dilakukannya terhadap Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dinas Kebersihan, dan Dinas Tata Air.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menempatkan camat untuk memimpin ketiga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut.
"Kalau enggak becus lagi nih, gue suruh camat yang ngerti lingkungan lagi jadi Kepala Dinas Taman (Pertamanan dan Pemakaman). Saya sudah enggak mau angkat arsitek lagi," kata Basuki.
Selama pemerintahan Basuki, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dipimpin pegawai internal. Mulai dari Catharina Suryowati, Widyo Dwiyono Budi, Nandar Sunandar, hingga Ratna Diah Kurniati.
Namun Basuki merasa kecewa atas kinerja mereka.Bahkan Nandar dijadikan staf oleh Basuki akibat taman di median Jalan Hayam Wuruk yang dipenuhi sampah.
Saat itu, Basuki melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan mengajak Nandar turun ke lapangan. Dalam beberapa kesempatan, Basuki menceritakan jawaban Nandar kepadanya saat sidak itu.
"Saya ajak pejabatnya dan saya pungutin tuh kantong plastik. Saya tanya, 'Kok enggak diambil sampah-sampahnya', dia bilang maaf juga enggak. Saya kaget dengan jawabannya, 'mohon maaf Pak, saya baru tahu standar Bapak begitu tinggi'," kata Basuki menirukan pernyataan Nandar.
Lalu kapan Basuki menempatkan camat untuk memimpin Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta? "Belum," kata Basuki singkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.