Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekesalan Ahok terhadap Dinas Pertamanan sampai Terbawa Mimpi

Kompas.com - 10/02/2016, 09:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

"Pas saya suruh apel di kelurahan, saya lihat cuma 4 orang, berarti itu fiktif kan, itu mau kami tangkap masuk penjara. Saya dendam nih sama Dinas Pertamanan, karena bukti nyolongnya banyak," kata Basuki.

Di sisi lain, ia menegaskan instruksinya kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI cukup jelas, yakni menghijaukan tanah serta jalan di Jakarta.

Intinya, Basuki tidak ingin melihat tanah di Jakarta.

Menunggu nasib

Basuki mengancam akan mengganti Ratna dengan camat. Langkah itu pernah dilakukannya terhadap Dinas Perhubungan dan Transportasi, Dinas Kebersihan, dan Dinas Tata Air.

Pria yang akrab disapa Ahok itu menempatkan camat untuk memimpin ketiga satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tersebut.

"Kalau enggak becus lagi nih, gue suruh camat yang ngerti lingkungan lagi jadi Kepala Dinas Taman (Pertamanan dan Pemakaman). Saya sudah enggak mau angkat arsitek lagi," kata Basuki.

Selama pemerintahan Basuki, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta dipimpin pegawai internal. Mulai dari Catharina Suryowati, Widyo Dwiyono Budi, Nandar Sunandar, hingga Ratna Diah Kurniati.

Namun Basuki merasa kecewa atas kinerja mereka.Bahkan Nandar dijadikan staf oleh Basuki akibat taman di median Jalan Hayam Wuruk yang dipenuhi sampah.

Saat itu, Basuki melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan mengajak Nandar turun ke lapangan. Dalam beberapa kesempatan, Basuki menceritakan jawaban Nandar kepadanya saat sidak itu.

"Saya ajak pejabatnya dan saya pungutin tuh kantong plastik. Saya tanya, 'Kok enggak diambil sampah-sampahnya', dia bilang maaf juga enggak. Saya kaget dengan jawabannya, 'mohon maaf Pak, saya baru tahu standar Bapak begitu tinggi'," kata Basuki menirukan pernyataan Nandar.

Lalu kapan Basuki menempatkan camat untuk memimpin Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta? "Belum," kata Basuki singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com