Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun "Taman Pertaubatan" di Atas Puing-puing Bongkaran Kalijodo

Kompas.com - 29/02/2016, 05:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

Kompas TV Sejumlah Bangunan di Kalijodo Terbakar

Langkah ini merupakan langkah awal untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) di atas lahan seluas 1,5-2,5 hektar itu.

Setelah itu, Pemprov DKI Jakarta akan membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan taman di kawasan itu.

Karena luas lahannya yang besar, Pemprov DKI juga akan membangun lapangan bola di sana.

"Kalau bangunan sudah bersih semua, dibangun RPTRA yang ada lapangan bola sama jogging track-nya," kata Ratna.

Pembangunan taman di Kalijodo ini akan menambah jumlah RTH di Jakarta yang masih 9,98 persen tersebut. (Baca: Warga Pindah, Tempat Ibadah di Kalijodo Tidak Dibangun Kembali).

Idealnya, RTH di Jakarta mencapai 30 persen. Meskipun demikian, kegiatan pembongkaran Kalijodo ini tidak tercantum dalam APBD DKI 2016 sehingga tidak ada alokaksi anggaran untuk itu.

Terkait biaya pembangunan Kalijodo selanjutnya, Basuki pernah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggandeng pengembang.

"Kita nih punya duit banyak. Dari mana duit banyak? Makanya saya bilang ini model-model ngemplang tanda kutip dari pengembang," kata Basuki beberapa waktu lalu.

Dinamakan Taman Pertaubatan

Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi berharap pembangunan RTH akan rampung pada akhir 2016 nanti.

Sejak sekarang, dia sudah memikirkan nama yang cocok untuk taman yang akan dibangun nanti. (Baca: Wali Kota Jakut: Taman Pertaubatan Gimana?).

"Tinggal namanya apa, Taman Pertaubatan bagaimana? Kalau menurut saya sih namanya Taman Pertaubatan," ucap Rustam.

Dia pun memiliki bayangan bahwa RTH di Kalijodo akan seperti Waduk Pluit. Nantinya, kawasan tersebut bisa digunakan masyarakat sesuai dengan fungsinya.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya diperlukan komitmen kuat dari Pemprov DKI Jakarta untuk membangun kembali kawasan Kalijodo.

Jika tidak, bukan tidak mungkin kawasan itu kembali diduduki warga setelah penggusuran berlangsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com