Langkah ini merupakan langkah awal untuk membangun ruang terbuka hijau (RTH) di atas lahan seluas 1,5-2,5 hektar itu.
Setelah itu, Pemprov DKI Jakarta akan membangun Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan taman di kawasan itu.
Karena luas lahannya yang besar, Pemprov DKI juga akan membangun lapangan bola di sana.
"Kalau bangunan sudah bersih semua, dibangun RPTRA yang ada lapangan bola sama jogging track-nya," kata Ratna.
Pembangunan taman di Kalijodo ini akan menambah jumlah RTH di Jakarta yang masih 9,98 persen tersebut. (Baca: Warga Pindah, Tempat Ibadah di Kalijodo Tidak Dibangun Kembali).
Idealnya, RTH di Jakarta mencapai 30 persen. Meskipun demikian, kegiatan pembongkaran Kalijodo ini tidak tercantum dalam APBD DKI 2016 sehingga tidak ada alokaksi anggaran untuk itu.
Terkait biaya pembangunan Kalijodo selanjutnya, Basuki pernah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggandeng pengembang.
"Kita nih punya duit banyak. Dari mana duit banyak? Makanya saya bilang ini model-model ngemplang tanda kutip dari pengembang," kata Basuki beberapa waktu lalu.
Dinamakan Taman Pertaubatan
Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi berharap pembangunan RTH akan rampung pada akhir 2016 nanti.
Sejak sekarang, dia sudah memikirkan nama yang cocok untuk taman yang akan dibangun nanti. (Baca: Wali Kota Jakut: Taman Pertaubatan Gimana?).
"Tinggal namanya apa, Taman Pertaubatan bagaimana? Kalau menurut saya sih namanya Taman Pertaubatan," ucap Rustam.
Dia pun memiliki bayangan bahwa RTH di Kalijodo akan seperti Waduk Pluit. Nantinya, kawasan tersebut bisa digunakan masyarakat sesuai dengan fungsinya.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentunya diperlukan komitmen kuat dari Pemprov DKI Jakarta untuk membangun kembali kawasan Kalijodo.
Jika tidak, bukan tidak mungkin kawasan itu kembali diduduki warga setelah penggusuran berlangsung.