Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2016, 20:05 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com – Kawasan Dadap di Tangeran dan Kalijodo di Jakarta Utara terkenal dengan lokalisasi PSK-nya. Kompas.com yang sempat mendatangai kedua tempat tersebut mendapatkan keunikan dari masing-masing tempat.

Dari kemasan kawasan lokalisasi, keduanya menawarkan kafe-kafe dangdut dengan sejumlah perempuan pekerja seks di dalamnya. Setiap kafe juga hanya menjual beberapa merek bir kepada pengunjung. Tidak ada minuman keras lain selain bir.

Perbedaannya, perempuan di Kalijodo tidak duduk di luar kafe. Mereka ada di dalam kafe, duduk di kursi masing-masing sembari menunggu pengunjung datang.

Sedangkan di Dadap, para perempuan terlihat berani tampil, dengan duduk di atas kursi plastik yang berjejer di tiap depan kafe dangdut.

Perempuan pekerja seks di Dadap bahkan sampai berteriak memanggil pengunjung yang melintas agar mau masuk ke kafe dangdut itu.

Dari pantauan Kompas.com pada Rabu (2/3/2016) malam, para perempuan berupaya merayu dan menggunakan cara-cara tertentu agar pengunjung mau masuk ke sana dengan mereka, termasuk menarik baju pengunjung sambil bercanda.

Dari sisi tempat parkir, Kalijodo lebih teratur, dengan adanya tukang parkir di setiap sisi jalannya. Tukang parkir di Kalijodo juga mematok harga tetap, yakni Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 30.000 untuk mobil.

Namun, tarif parkir mobil di sana berbeda-beda, tergantung wilayah Kalijodo, apakah masuk Jakarta Barat atau Jakarta Utara. Tarif yang lebih mahal ada di Kalijodo kawasan Jakarta Barat, yaitu Rp 80.000 sampai Rp 100.000.

Di lokalisasi Dadap, tidak ada tukang parkir, juga tidak ada lahan parkir khusus di sana. Pengunjung yang datang harus pintar-pintar mencari tempat kosong, baik di depan bangunan kosong atau di pinggir jalan yang agak lebar, untuk memarkirkan kendaraan mereka.

Pengunjung yang menggunakan mobil pun bisa kesulitan mencari tempat parkir karena di badan jalan banyak pedagang gerobak yang berjualan tepat di depan kafe dangdut.

Soal harga juga menjadi perbedaan mendasar. Jika di Kalijodo, harga untuk menyewa seorang perempuan antara Rp 150.000 hingga Rp 200.000, di Dadap dipatok lebih mahal, yaitu Rp 350.000.

Ada aturan khusus di Dadap bagi pengunjung yang ingin menyewa perempuan sampai masuk ke kamar, maka harus memesan terlebih dahulu minimal lima botol bir. Hal itu dilakukan sebagai persyaratan menyewa pekerja seks di sana, sehingga uang yang dikeluarkan lebih dari Rp 350.000.

“Di sini kalau mau sama ceweknya, pesen dulu langsung lima botol, baru boleh ke kamar, begitu aturannya. Kita di sini kan jualan minuman juga,” kata seorang perempuan, Sinta (bukan nama sebenarnya).

Perbedaan terakhir, lokalisasi Kalijodo beroperasi dari pukul 20.00 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Sedangkan waktu operasi di Dadap lebih panjang, dari pukul 14.00 WIB sampai 06.00 WIB setiap harinya.

Soal ketokohan, Kalijodo dan Dadap punya sistem yang sama. Jika Kalijodo punya tokoh bernama Abdul Azis atau Daeng Azis, di Dadap ada seseorang bernama Misbah yang cukup terkenal di kalangan pengusaha dan penghuni lokalisasi Dadap.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Para Pemuda yang Ikut “Gathering” Pemkot Jaksel Diklaim Tak Terlibat Tawuran Terakhir di Manggarai

Para Pemuda yang Ikut “Gathering” Pemkot Jaksel Diklaim Tak Terlibat Tawuran Terakhir di Manggarai

Megapolitan
Damkar DKI Terima Kunjungan Edukasi untuk PAUD hingga SD, Simak Caranya

Damkar DKI Terima Kunjungan Edukasi untuk PAUD hingga SD, Simak Caranya

Megapolitan
IPW: Penahanan Firli Bahuri Sebaiknya Tunggu Hasil Sidang Praperadilan

IPW: Penahanan Firli Bahuri Sebaiknya Tunggu Hasil Sidang Praperadilan

Megapolitan
Ayah di Tangsel Tega Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil

Ayah di Tangsel Tega Perkosa Anak Kandungnya hingga Hamil

Megapolitan
Kasudin: Guru SD di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Pernah Buat Pernyataan Tak Persoalkan Upah

Kasudin: Guru SD di Jaktim yang Digaji Rp 300.000 Pernah Buat Pernyataan Tak Persoalkan Upah

Megapolitan
Aksi Sadis Perampok Minimarket di Bekasi: Todong Karyawan Pakai Senjata Api lalu Bacok Tangannya hingga Hampir Putus

Aksi Sadis Perampok Minimarket di Bekasi: Todong Karyawan Pakai Senjata Api lalu Bacok Tangannya hingga Hampir Putus

Megapolitan
Jumat 1 Desember, Polda Metro Panggil Aiman Witjaksono Soal Isu Oknum Polri Tak Netral

Jumat 1 Desember, Polda Metro Panggil Aiman Witjaksono Soal Isu Oknum Polri Tak Netral

Megapolitan
Wali Kota Jaksel: Tak Ada Anak Asli Manggarai Saat Tawuran Pecah Senin Dini Hari

Wali Kota Jaksel: Tak Ada Anak Asli Manggarai Saat Tawuran Pecah Senin Dini Hari

Megapolitan
Pemkot Jaksel Tanam 3.130 Pohon, 30 di Antaranya Tabebuya untuk Atasi Polusi Udara

Pemkot Jaksel Tanam 3.130 Pohon, 30 di Antaranya Tabebuya untuk Atasi Polusi Udara

Megapolitan
Di Bekasi, Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024 Dilarang Dipasang di Alun-Alun dan Stadion Patriot

Di Bekasi, Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024 Dilarang Dipasang di Alun-Alun dan Stadion Patriot

Megapolitan
Inspektorat DKI Periksa Kepsek dan Guru SDN Malaka Jaya 10 Buntut Gaji Rp 300.000

Inspektorat DKI Periksa Kepsek dan Guru SDN Malaka Jaya 10 Buntut Gaji Rp 300.000

Megapolitan
Heru Budi Dampingi Jokowi, Tanam 1.320 Pohon di Kawasan Industri Pulogadung

Heru Budi Dampingi Jokowi, Tanam 1.320 Pohon di Kawasan Industri Pulogadung

Megapolitan
Pentingnya Bergabung Komunitas bagi ODHIV, Tempat Edukasi dan Berbagi Dukungan

Pentingnya Bergabung Komunitas bagi ODHIV, Tempat Edukasi dan Berbagi Dukungan

Megapolitan
Minta Guru Honorer Bergaji Rendah Tak Takut Bersuara, P2G: Harus Diselidiki

Minta Guru Honorer Bergaji Rendah Tak Takut Bersuara, P2G: Harus Diselidiki

Megapolitan
Ada Masalah Percintaan, Perempuan Lompat dari Lantai 17 Apartemen di Serpong

Ada Masalah Percintaan, Perempuan Lompat dari Lantai 17 Apartemen di Serpong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com