Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusril Bakal Kumpulkan KTP dari Masjid ke Masjid

Kompas.com - 13/03/2016, 07:26 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra merencanakan akan mengumpulkan data KTP. Tujuannya untuk bisa maju di pemilihan kepala daerah 2017 melalui jalur independen.

Menurut Yusril, cara pengumpulan data KTP yang ia lakukan nantinya akan dilakukan dengan dua cara, yakni dengan mendatangi rumah-rumah warga dan ke masjid-masjid.

Ia mengaku, tidak akan mengikuti cara relawan pendukung gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok, yang mengumpulkan data KTP di mal-mal.

"Yang di mal biarlah jatah Ahok. Saya akan fokus di masjid. Nanti orang yang mau shalat atau ke majelis taklim bisa meluangkan waktunya sebentar," kata Yusril saat berkunjung ke Rumah Adhyaksa Dault, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (12/3/2016).

Lewat para relawannya, Yusril nantinya akan memberikan buku dan surat permohonan dukungan yang ia janjikan akan ditandatangani langsung. (baca: Yusril Ingin Bertemu Ahok)

Namun, Yusril belum memastikan kapan pengumpulan data KTP itu akan dimulai. Ia juga belum memastikan siapa yang akan dipilih sebagai pendampingnya untuk disertakan dalam formulir dukungan.

Ia hanya memastikan pola pengumpulan KTP yang dilakukannya tidak akan salah prosedur seperti yang dilakukan relawan Basuki, Teman Ahok. (baca: Pengacara Azis: Ahok Enggak Lama Lagi Diganti Yusril)

"Sebagai orang yang mengingatkan Ahok, tentu saya tidak akan salah," kata mantan Sekretaris Negara itu.

Pengumpulan data KTP yang Yusril akan lakukan merupakan alternatif. Menurut Yusril, sampai saat ini, ia masih berusaha bisa maju melalui jalur partai politik. Sebab, Ketua Umum PBB itu menilai, maju melalui partai politik minim risiko.

"Kalau dapat 700.000 (KTP), itu kan nanti mesti diverifikasi. Kalau satu salah, tidak cuma satu yang dikurangi, tapi kelipatannya. Bisa saja sampai 300. Karena diambil random," papar Yusril.

(baca: Cerita Ahok "Curhat" ke Megawati soal "Ngotot"-nya Teman Ahok)

"Paling rawan kalau ada data KTP yang sama. Jadi selain dukung saya, dia juga dukung Pak Ahok, Pak Adhyaksa juga. Yang seperti itu tentu harus didiskualifikasi semua," kata mantan Menteri Hukum dan Perundang-undangan itu.

"Yang paling aman memang maju melalui partai politik. Partainya minimal punya 22 kursi. Hanya PDIP yang punya 28. Sekarang PDIP sudah tegas akan melawan petahana. Cuma siapa yang akan dimajukan PDIP, sampai sekarang belum tahu," pungkas Yusril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com