Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Angkutan Umum Sudah Lama Pendam Kemarahan terhadap Taksi "Online"

Kompas.com - 14/03/2016, 14:15 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Apa yang hendak disampaikan para pengendara angkutan umum dalam unjuk rasa pada Senin (14/3/2016) ini di Jakarta bukanlah hal baru.

Salah satu poin yang ingin disampaikan adalah tentang keberadaan angkutan berbasis aplikasi atau yang dikenal sebagai ojek dan taksi online, yang selama ini dibiarkan tumbuh subur oleh pemerintah.

Ketua Organda (Organisasi Angkutan Darat) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan beberapa waktu lalu mengatakan kepada Kompas.com bahwa pihaknya akan tetap mendorong masalah angkutan umum berbasis aplikasi itu hingga pemerintah memberi solusi yang menguntungkan mereka.

Dia juga mengatakan, ada batas waktu yang mereka berikan kepada pemerintah sebelum memutuskan untuk menempuh langkah unjuk rasa secara besar-besaran.

"Jujur saja, Mas, sopir-sopir bus, taksi, angkot, itu sudah banyak yang gerah sama Uber atau Grab itu. Mereka sudah dari lama mau unjuk rasa, tetapi saya bilang, sabar dulu, tunggu gimana langkah pemerintah. Saya masih didengar sama mereka," kata Shafruhan.

Ia juga mengungkapkan, keberadaan jasa transportasi online seperti Uber dan Grab tidak banyak diterima. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di tempat lain di dunia, seperti yang terjadi di Perancis.

"Jangan sampai terjadi seperti di Perancis. Yang terganggu sopir, ini kan bahaya. Jangan gara-gara Uber, anak bangsa diganggu gugat," tutur Shafruhan.

Saat hari ini ditanya apakah unjuk rasa Persatuan Pengendara Angkutan Umum (PPAD) pada pagi hingga siang hari ini merupakan perwujudan dari yang pernah diucapkannya, Shafruhan tidak merespons.

Sekitar 2.000 pengendara angkutan umum, mulai dari sopir taksi, bus, hingga angkutan lingkungan, mendatangi Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hari ini. Mereka meminta pemerintah memblokir akses ke aplikasi Uber dan Grab serta meminta undang-undang tentang peremajaan unit angkutan umum direvisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com