Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas": Ada yang Bilang Saya Ibu Gaul, Cerdas, dan Cantik

Kompas.com - 17/03/2016, 20:48 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasnaeni Moein atau yang akrab disapa "Wanita Emas" menilai dirinya lebih disukai masyarakat dibandingkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama karena program yang diusungnya untuk ikut Pilkada DKI Jakarta 2017 lebih pro-rakyat.

Hal ini disampaikan Hasnaeni dalam menanggapi hasil survei yang dirilis Emrus Corner. Lembaga itu menyebut Hasnaeni lebih disukai masyarakat dibandingkan Basuki.

(Baca: Survei Ini Sebut "Wanita Emas" Lebih Disukai Dibanding Ahok)

Nama Hasnaeni disukai 90 persen responden. Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama disukai 63,23 persen.

"Ada yang bilang saya ibu gaul, cerdas, cantik. Mungkin seperti itu ya alasannya," kata Hasnaeni di kediamannya di Kemang Timur V, Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2016).

Dia juga mengaku tidak memiliki kaitan dengan Emrus Corner.

Hasnaeni mengaku tidak kenal dengan pendiri Emrus Corner, yakni Emrus Sihombing.

Kendati demikian, ia mengaku sempat bertemu dengan Emrus dalam sebuah acara yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta.

Namun, Hasnaeni mengaku tidak berbincang dengan Emrus dalam acara itu.

Sementara itu, Emrus mengatakan bahwa Hasnaeni lebih disukai masyarakat karena namanya beredar di media sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.

Survei Emrus Corner juga dilakukan hanya dengan melibatkan responden perempuan.

Sebab, menurut dia, jumlah pemilih perempuan di DKI Jakarta jauh lebih banyak dibandingkan dengan pria.

"Jadi istilahnya pemilih perempuan tetap berpeluang menentukan pemenangnya," ucap Emrus saat dihubungi Kompas.com, Jakarta, Kamis.

(Baca: "Wanita Emas": Tidak Ada Mahar Politik, tetapi Biaya Operasional Kemasyarakatan)

Ia menuturkan, rata-rata Hasnaeni paling banyak dipilih oleh responden perempuan dengan tingkat pendidikan SMA, yakni sebanyak 32,5 persen.

Disusul responden berpendidikan SMP sebesar 30 persen dan SD sebesar 30,5 persen.

Sementara itu, responden dari latar belakang D-3 dan D-1 yang memilih Hasnaeni jumlahnya 2,75 persen.

Kemudian responden S-1 mencapai 0,75 persen dan S-2 sebanyak 0,5 persen.

Emrus juga mengaku tidak mengenal sosok Hasnaeni dengan baik.

Dia mengaku hanya mengenal Hasnaeni lewat publikasi wanita tersebut yang tertempel di sejumlah angkutan umum.

"Saya kenal ketika dia (Hasnaeni) calon di metromini waktu pemilu kemarin. Ada tulisan 'Wanita Emas' begitu. Lalu sekali waktu bertemu saat diundang di TV," ungkapnya.

Emrus juga mengatakan bahwa survei yang dilakukan lembaganya itu menggunakan dana pribadi Emrus Corner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com