JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (30/3/2016), Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana meresmikan kelompok relawannya yang diberi nama "Suka Haji Lulung".
Dalam peresmian itu, Lulung melantik lima koordinator wilayah dari seluruh bagian Jakarta.
Korwil Jakarta Selatan bernama Miftah, Korwil Jakarta Barat bernama Masruri, dan Korwil Jakarta Pusat bernama Erwin.
Sementara itu, Korwil Jakarta Utara dipercayakan kepada Giswar Ranto Muda dan Korwil Jakarta Timur kepada Jerry.
(Baca juga: Lulung: Relawan "Suka Haji Lulung" Bukan untuk Kumpulkan Data KTP).
Seusai dilantik, Korwil Jakarta Utara, Giswar, mengungkapkan hubungannya dengan Lulung.
Giswar merupakan sekretaris Pemuda Pancamarga yang ada di wilayah Jakarta Utara. Pemuda Pancamarga sendiri merupakan sebuah ormas yang diketuai oleh Lulung.
Giswar mengaku sudah mengenal Lulung sejak lama sebelum adanya rencana pembentukan kelompok "Suka Haji Lulung" ini.
Namun, kata Giswar, itu bukan berarti relawan Lulung hanya berasal dari Pemuda Pancamarga. Ada warga biasa yang juga tergabung sebagai relawan Lulung.
Kemarin sore, Giswar membawa puluhan massa ke Rawa Buntu untuk mengikuti peresmian kelompok relawan itu. Ia menceritakan bagaimana caranya bisa menghimpun massa.
"Mereka datang tanpa saya mobilisasi apa apa. Orang dari Muara Angke datang ke rumah saya karena dengar saya koordinator 'Suka Haji Lulung' dan mereka akhirnya mau datang sendiri," ujar Giswar.
Ia mengatakan, kebanyakan warga bertanya kepadanya apakah Lulung mampu membantu mereka menyelesaikan sejumlah persoalan atau tidak.
Giswar mengaku hanya menjawab bahwa Lulung akan secara maksimal membantu warga. (Baca juga: Peresmian Kelompok "Relawan Suka Haji Lulung" Diramaikan Palang Pintu Betawi ).
Untuk menggerakkan mesin relawan, Giswar mengatakan bahwa dia membawahi koordinator yang berada di 6 kecamatan di Jakarta Utara.
Bersama-sama, mereka akan melakukan sosialisasi program Lulung kepada warga sekitar.
Mereka juga yang akan mengatur jadwal pertemuan Lulung dengan tokoh masyarakat setempat.
"Jadi tugas korwil nanti itu yang atur kapan Lulung kunjungan di tiap wilayah," ujar dia.
Giswar pun berharap Lulung bisa menjadi calon gubernur DKI. Sebagai relawan, dia akan berupaya maksimal agar Lulung bisa lebih dikenal masyarakat.
Namun, ia juga mengaku akan legowo jika akhirnya Lulung tidak bisa maju menjadi cagub.
"Kalau untuk itu Haji Lulung juga siap kalah dan siap menang kan. Biarlah kami para relawan yang punya strategi masing masing buat bujuk masyarakatnya," ujar Giswar.
Para relawan akan berupaya memenangkan Lulung dengan strategi gerilya. Melalui strategi itu, mereka akan mendatangi komunitas-komunitas kecil yang ada di tiap daerah di Jakarta.
Kemarin, lapangan di Rawa Buntu dibuat merah oleh para relawan "Suka Haji Lulung". Mereka mengenakan kaus berwarna merah yang memuat gambar karikatur Lulung.
Pesan Lulung
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana memberi sebuah pesan ketika meresmikan kelompok relawan "Suka Haji Lulung".
Kepada relawannya, dia meminta agar mereka tidak menbawa isu SARA ketika berhubungan dengan masyarakat sekitar. (Baca: Lulung: Jangan Lagi Ada Isu SARA).
"Demokrasi di Indonesia sudah selesai apalagi persoalan agama. Saya sampaikan ciptakan kerukunan umat beragama, jangan lagi ada isu SARA," ujar Lulung di lapangan Rawa Buntu, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Kelompok relawan Lulung memang bertugas untuk menjadi penghubung antara Lulung dengan masyarakat sekitar.
Mereka seolah menjadi duta Lulung di tengah masyarakat. Mereka akan menginformasikan kepada masyarakat yang ingin tahu mengenai program-program Lulung jika berhasil maju Pilkada DKI 2017.
Selain itu, mereka akan mempersiapkan kunjungan Lulung ke tengah masyarakat.
Lulung beranji akan rajin berdialog dengan tokoh masyarakat setempat dengan dibantu para relawannya.
Dalam melakukan semua itu, Lulung tidak ingin relawannya menyebarkan isu SARA.
Relawan juga dimintanya tidak mengganggu jika ada warga yang menentukan pilihan atas pertimbangan SARA.
"Tidak boleh ada lagi ada yang gunakan isu SARA dan biarkan kalau ada warga yang menuruti agamanya yang melarang memilih seiman, itu jangan dipermasalahkan. Kita juga tetap harus menghargai. Biar rakyat yang menentukan," ujar Lulung.