JAKARTA, KOMPAS.com - Hasnaeni Mischa Moein atau "Wanita Emas" berambisi besar untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Salah satu caranya adalah bakal calon gubernur DKI Jakarta itu mendaftarkan dirinya lewat berbagai partai politik.
Saat ini setidaknya, Hasnaeni mendaftarkan diri di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Demokrat.
Kader Demokrat itu seolah tak kapok meski dalam Pilkada 2012 ambisinya menjadi calon gubernur kandas
Saat itu Hasnaeni juga ikut mendaftar dalam proses penjaringan calon gubernur yang digelar PDI-P.
Namun, partai Banteng tak meliriknya dan lebih memilih untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pengalaman masa lalu itu ternyata tak cukup untuk menahan ambisi Hasnaeni dan untuk kali kedua dia datang ke kantor DPD PDI-P Jakarta dan disambut sang bendahara, Adi Wijaya.
"Jadi, beliau (Adi Wijaya) ini yang menerima saya lima tahun yang lalu. Pertama kali mendaftarkan menjadi calon gubernur DKI juga, dan waktu itu Pak Djarot Saiful Hidayat yang menjadi Ketua DPD PDI-P DKI," kata Hasnaeni di Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Tak hanya mendaftarkan diri ke PDI-P, Hasnaeni juga ikut dalam proses penjaringan Partai Demokrat.
Sebagai kader, Hasnaeni mengaku memiliki peluang besar terpilih sebagai calon gubernur dari Partai Demokrat.
Niatnya mencari dukungan beberapa partai politik disebabkan Hasnaeni ingin mewujudkan laga "head to head" melawan calon gubernur DKI Jakarta petahana, Ahok.
"Saya tidak menutup kemungkinan kalau semua partai mendukung saya, ya Alhamdulillah. Jadi kita bisa head to head dengan Pak Ahok," kata Hasnaeni.
Realitas survei
Rasa percaya diri Hasnaeni yang tinggi itu dilandasi keyakinannya bahwa popularitasnya di mata rakyat ibu kota tak jauh berbeda dengan sang petahana, Ahok.
Kesimpulan itu didapat dari sebuah jajak pendapat yang digelar Emrus Corner. Emrus Corner ini sejauh ini adalah satu-satunya lembaga survei yang menempatkan Hasnaeni sebagai bakal calon gubernur DKI dengan popularitas tertinggi.
Saat survei ini menanyakan soal calon gubernur yang paling dikenal, seluruh atau 100 persen responden menyatakan sangat mengenal Ahok.
Nah, di peringkat kedua katagori popularitas itu ditempati Hasnaeni Moein dengan 97,75 persen.
"Popularitas saya beda tipis sekali sama Ahok. Survei itu mengatakan, jika pemilu diadakan hari ini, Hasnaeni yang menjadi gubernur DKI," kata Hasnaeni.
Hasil survei Emrus Corner itu seolah sudah cukup menjadi bekal Hasnaeni mencalonkan diri menjadi gubernur DKI Jakarta.
Padahal hasil yang bertolak belakang diperoleh survei yang digelar Charta Politika belum lama ini.
Hasil jajak pendapat Charta Politika menghasilkan hanya 15,5 persen warga DKI yang mengenal sang "Wanita Emas".
Dengan perolehan ini maka Hasnaeni menduduki peringkat juru kunci alias paling bawah, sangat jauh di bawah Ahok yang menempati posisi teratas dengan perolehan 97 persen.
Dalam hal tingkat kesukaan warga terhadap Hasnaeni, survei ini juga menghasilkan perolehan suara yang sangat rendah.
Hasnaeni, untuk tingkat kesukaan warga, hanya mencapai level 11,5 persen atau nomor dua dari bawah.
Sedangkan Ahok memperoleh tingkat kesukaan mencapi 84,3 persen atau menjadi pemuncak klasemen.