Lisung-lisung itu pun menjadi rusak karena tak lagi digunakan. Tak hanya lisung, terbatasnya ladang pun menyebabkan leuit-leuit (lumbung padi) di Baduy tak terawat.
"Leuit-nya tetap ada, tetapi banyak yang rusak, terbengkalai, karena tidak diisi (padi) lagi," tutur Cecep.
Ia berharap bunyi lisung yang nyaris tak terdengar lagi itu akan muncul lagi. Sebab, ia yakin bahwa Suku Baduy masih memegang teguh adat mereka.
Namun, yang menjadi masalah saat ini adalah lahan perladangan yang kini sudah terbatas.
Salah satu tokoh Baduy, Sarpin, mengamini perkataan Cecep. Menurut Sarpin, kini warga Baduy tetap berladang di lahan yang terbatas itu.
"Tetapi sekarang kami masih menjalani kehidupan berladang, itu merupakan kehidupan yang harus dilaksanakan. Setiap warga Baduy yang sudah menikah wajib berladang," tutur Sarpin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.