Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dishubtrans Tilang Sopir Angkutan yang Tidak Turunkan Tarif

Kompas.com - 12/04/2016, 11:14 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Selasa (12/4/2016) pagi, menilang sejumlah bus metro mini dan kopaja yang beroperasi di Terminal Blok M. Bus-bus sedang itu ditilang karena kedapatan tidak menurunkan tarif.

"Kami imbau terus untuk seluruh angkutan tentang adanya penurunan tarif. Kami beri sanksi tilang kepada yang belum menurunkan," kata anggota Unit Pengelola Terminal Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Welly Putranto.

Sebanyak 15 petugas Dishubtrans mencegat kendaraan di pintu masuk Terminal Blok M. Mereka menanyakan kepada para penumpang mengenai tarif yang dibayar.

"Sebagian besar ternyata belum turun," ujar Welly.

Menyusul penurunan harga bahan bakar, Pemprov DKI Jakarta juga menurunkan tarif angkutan umum.

Berdasarkan Pergub Nomor 79 Tahun 2016, tarif angkutan kecil kini Rp 3.000, sedangkan untuk bus sedang dan besar kini Rp 3.500.

Kepala Terminal Blok M, Mulya, menyatakan sudah menyosialisasikan penurunan tarif sejak efektif berlaku pada Jumat lalu. Ia tidak menerima alasan para sopir yang mengaku belum tahu penurunan tarif.

"Stiker sudah dipasang di dalam bus, di terminal juga sudah diberitahukan lewat pengeras suara dan pamflet," kata Mulya.

Dari pukul 10.00 hingga 11.00 WIB, Dishubtrans telah menilang 30 bus sedang di Terminal Blok M.

Mulya mengatakan, pihaknya akan terus menilang sopir yang belum menurunkan tarif. "Kalau sudah tiga kali ditilang masih begitu juga, langsung dikandangkan," ujar Mulya.

Kompas TV Dishub DKI Jakarta Razia Tarif Angkutan Umum
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com