Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada "Manusia Perahu" Pasar Ikan

Kompas.com - 15/04/2016, 10:40 WIB

Suami Sri pun kini tidak bisa lagi bekerja mencari ikan dan cumi-cumi. Alhasil, jadilah sang suami pengangguran.

Untuk sementara, Sri menggunakan perahu sebagai tempat tinggal, meski sudah diberi tempat tinggal berupa rumah susun. Biaya ojek Rp 25.000 sekali pergi dari Cakung hingga ke Luar Batang untuk mengurus sekolah anak-anaknya membuat ia kebingungan.

"Uang habis di ongkos," ujarnya.

Soal rusun yang didapat, ia juga mengatakan, dapur yang didapat memang cukup bagus. "Kalau dapur sama kamar, ya dicukupilah. Kayak pepes enggak apa-apa, biar muat. Kalau jemuran itu, harus rebutan. Enggak ada jemuran," katanya.

Rista, warga RT 01 RW 04 Pasar Ikan, juga sama. Ia tidak mau tinggal di rusun yang sudah disediakan pemerintah.

"Rumah saya besar, Mbak, ada lima kamar. Rumah permanen, dan itu dari orangtua saya sudah tinggal di sini, masih kena gusur juga. Saya enggak mau pindah ke rusunlah, kamarnya kecil begitu," kata Rista saat ditemui di lokasi penggusuran.

Ia kini harus menetap sementara di rumah mertuanya di bilangan Condet, Jakarta Timur. Lain hal dengan Ari, warga yang sudah sejak 1981 menempati rumahnya yang ada di kawasan Pasar Ikan tersebut, harus menumpang di rumah kerabatnya di Luar Batang.

"Saya sekarang di Luar Batang, numpang dulu. Nah, ini juga hati-hati, Luar Batang sebentar lagi juga kena gusur nanti. Mana enggak dapat ganti rugi," ujar Ari.

Barang-barang yang tertinggal seperti perabot rumah tangga, sebagian baju, bahkan pintu rumah, dibiarkan saja bersatu dengan puing rumahnya.

"Paling baju sama perabot yang sudah gak keburu diambil. Kalau pintu rumah, ya ikhlasin aja, walau mahal," ujarnya.

Ahok minta manusia perahu pindah

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengimbau agar warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang bertahan, mau direlokasi ke rumah susun (rusun). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan hunian sebagai kompensasi penertiban kawasan Pasar Ikan. Rusun itu di Marunda, Rawa Bebek, Kapuk Muara, Cakung Barat, dan Tipar Cakung.

Namun, penolakan dilakukan karena warga enggan direlokasi. Beberapa warga Pasar Ikan yang huniannya ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih bertahan di atas perahu sehingga dijuluki "manusia perahu".

Mereka menolak untuk direlokasi dengan berbagai alasan. Satu di antaranya, jarak rusun ke lautan yang cukup jauh.

Ahok mengimbau agar para nelayan mau untuk direlokasi. Dia mengatakan, jarak dari Rusun Marunda tidak begitu jauh dari tempat mereka mencari ikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com