Suami Sri pun kini tidak bisa lagi bekerja mencari ikan dan cumi-cumi. Alhasil, jadilah sang suami pengangguran.
Untuk sementara, Sri menggunakan perahu sebagai tempat tinggal, meski sudah diberi tempat tinggal berupa rumah susun. Biaya ojek Rp 25.000 sekali pergi dari Cakung hingga ke Luar Batang untuk mengurus sekolah anak-anaknya membuat ia kebingungan.
"Uang habis di ongkos," ujarnya.
Soal rusun yang didapat, ia juga mengatakan, dapur yang didapat memang cukup bagus. "Kalau dapur sama kamar, ya dicukupilah. Kayak pepes enggak apa-apa, biar muat. Kalau jemuran itu, harus rebutan. Enggak ada jemuran," katanya.
Rista, warga RT 01 RW 04 Pasar Ikan, juga sama. Ia tidak mau tinggal di rusun yang sudah disediakan pemerintah.
"Rumah saya besar, Mbak, ada lima kamar. Rumah permanen, dan itu dari orangtua saya sudah tinggal di sini, masih kena gusur juga. Saya enggak mau pindah ke rusunlah, kamarnya kecil begitu," kata Rista saat ditemui di lokasi penggusuran.
Ia kini harus menetap sementara di rumah mertuanya di bilangan Condet, Jakarta Timur. Lain hal dengan Ari, warga yang sudah sejak 1981 menempati rumahnya yang ada di kawasan Pasar Ikan tersebut, harus menumpang di rumah kerabatnya di Luar Batang.
"Saya sekarang di Luar Batang, numpang dulu. Nah, ini juga hati-hati, Luar Batang sebentar lagi juga kena gusur nanti. Mana enggak dapat ganti rugi," ujar Ari.
Barang-barang yang tertinggal seperti perabot rumah tangga, sebagian baju, bahkan pintu rumah, dibiarkan saja bersatu dengan puing rumahnya.
"Paling baju sama perabot yang sudah gak keburu diambil. Kalau pintu rumah, ya ikhlasin aja, walau mahal," ujarnya.
Ahok minta manusia perahu pindah
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengimbau agar warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang bertahan, mau direlokasi ke rumah susun (rusun). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan hunian sebagai kompensasi penertiban kawasan Pasar Ikan. Rusun itu di Marunda, Rawa Bebek, Kapuk Muara, Cakung Barat, dan Tipar Cakung.
Namun, penolakan dilakukan karena warga enggan direlokasi. Beberapa warga Pasar Ikan yang huniannya ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih bertahan di atas perahu sehingga dijuluki "manusia perahu".
Mereka menolak untuk direlokasi dengan berbagai alasan. Satu di antaranya, jarak rusun ke lautan yang cukup jauh.
Ahok mengimbau agar para nelayan mau untuk direlokasi. Dia mengatakan, jarak dari Rusun Marunda tidak begitu jauh dari tempat mereka mencari ikan.