Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rusun Mereka "Dimanja", di Perahu Mereka Menderita...

Kompas.com - 21/04/2016, 10:48 WIB
Nursita Sari

Penulis

 

Pilihan menetap di perahu

Berbeda dengan warga yang mengaku nyaman tinggal di rusun, warga yang memilih menetap di perahu kini dikelilingi tumpukan sampah.

Dari pantauan Kompas.com, banyak sampah menumpuk di sepanjang tanggul Sunda Kelapa. Tumpukan sisa bungkus makanan, plastik, botol, hingga bungkus rokok mengapung membuat pinggir laut tersebut tampak hitam.

Sun, salah satu warga yang tinggal di perahu mengatakan, bau sampah yang menyengat membuat dia dan keluarga terganggu. Tumpukan sampah itu juga membuat Sun khawatir akan kesehatan keluarganya.

"Terganggulah, susah juga tidurnya, banyak sampah. Takut ada penyakit juga, Mas," kata Sun kepada Kompas.com, Rabu (20/4/2016).

Selain itu, warga yang menetap di perahu mengaku kesulitan untuk mandi, cuci, kakus (MCK). Juang (40), warga lain yang tinggal di perahu, menyebut, warga harus mendatangi WC umum di Luar Batang. Tempat tersebut juga tak gratis.

"Kalau untuk mandi sekitar Rp 4.000," kata Juang, Senin (18/4/2016).

Nursita Sari Anak-anak Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, bermain perang-perangan di atas puing-puing sisa penggusuran. Seorang anak tampak mengangkat kayu sebagai pedang yang dia gunakan untuk menyerang lawannya, Jumat (15/4/2016).
Sementara itu, untuk buang air, Juang mengaku juga harus menuju WC umum. Harga yang dipatok pun sama. Namun, ia menjelaskan, tak jarang juga buang air di sekitar tempat tinggalnya di perahu.

Perahu yang mereka tempati diisi tidak hanya satu keluarga. Ada pula perahu yang ditempati 3-5 keluarga. Berbagai macam peralatan rumah tangga, seperti televisi, kasur, dan pakaian pun tersusun di atas perahu tersebut.

Anak-anak mereka kesulitan belajar. Mereka tidak dapat belajar di perahu karena penerangan yang tidak memadai di malam hari. Bahkan, ada di antara mereka yang terpaksa berhenti sekolah karena tempatnya belajar ikut digusur.

"(Anak saya) udah gak sekolah, TK-nya tergusur," ujar Lastri, warga lainnya, beberapa waktu lalu.

Anak-anak mereka pun kini bermain di atas puing-puing sisa penggusuran.

Kompas TV Pasca Digusur Warga Tinggal di Perahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com