Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Sumber Waras dan Reklamasi Pengaruhi Elektabilitas Ahok?

Kompas.com - 26/04/2016, 06:17 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak dua lembaga merilis hasil survei elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 di tengah dua kasus yang menerpa Ahok.

Kedua kasus itu adalah pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang tengah diselidiki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta dugaan suap reklamasi Pantai Utara Jakarta yang menyeret Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.

Kasus ini juga menyeret staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja yang disebut-sebut menjadi mediator antara eksekutif, legislatif, dengan para pengembang.

Berdasarkan hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi), elektabilitas Ahok turun setelah ia dimintai keterangan KPK terkait penyelidikan pembelian lahan RS Sumber Waras.

(Baca: Elektabilitas Ahok Turun Setelah Dipanggil KPK)

Ahok menyebut audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan indikasi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar dalam pembelian lahan RS Sumber Waras itu ngaco.

Elektabilitas Ahok pada Januari 2016 adalah 43,25 persen, pada Februari 2016 terjadi peningkatan menjadi 43,5 persen, Maret 2016 meningkat tajam menjadi 51,80 persen, dan April 2016 setelah pemanggilan oleh KPK, elektabilitasnya kembali melorot menjadi 45,50 persen.

Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka di 40 kelurahan di 5 Kota di DKI Jakarta dengan melibatkan 400 responden.

Pemilihan sampel dilakukan secara acak dengan metode sampel acak bertingkat.

Margin of error survei ini lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei tatap muka dilaksanakan tanggal 18-21 April 2016.

"Mayoritas responden berpendapat Ahok tidak terlibat kasus Rumah Sakit Sumber Waras (34,8 persen) dan kasus suap Reklamasi Pantai Utara Jakarta (36,5 persen). Sebanyak 68,3 persen reponden mengetahui pemanggilan Ahok oleh KPK yang berujung pada pendapat responden tentang keputusan responden dalam memilih Ahok dalam Pilkada Jakarta mendatang," kata Juru Bicara KedaiKopi Hendri Satrio, kepada wartawan, Minggu (24/4/2016).

Pasca-pemanggilan Ahok oleh KPK, ada 34,5 responden menyatakan mantap memilih Ahok.

Sementara itu, 30 persen lainnya menyatakan ragu-ragu dan 16,5 persen menyatakan tidak akan memilih Ahok.

Meski demikian, elektabilitas Ahok masih unggul dibanding calon gubernur lainnya.

"Kendati paling tinggi, elektabilitas Ahok masih belum aman karena masih di bawah 50 persen +1," kata Hendri.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com