Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Nilai Kepercayaan Publik pada Ahok Tidak Berubah meski Diterpa Banyak Isu

Kompas.com - 27/04/2016, 19:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banyaknya kasus kriminalitas yang saat ini dikaitkan dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diyakini oleh "Teman Ahok " tidak akan memengaruhi elektabilitas masyarakat pada Pilkada DKI 2017 mendatang.

Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widiyastomo, menilai kasus seperti pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, proyek reklamasi, penertiban lahan seperti di Pasar Ikan, hingga rencana penertiban Kampung Luar Batang tak akan mengubah kepercayaan masyarakat kepada Ahok.

"Ini isu yang berkembang di masyarakat. Masyarakat sudah cukup cerdas untuk memilah hal tersebut," ujar Singgih kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2016).

Kepercayaan diri Singgih berdasarkan pada hasil survei yang dilakukan Populi Center pada April 2016 yang menyebut elektabilitas Ahok meningkat, meski saat ini polemik pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan dugaan suap reklamasi pantai utara Jakarta sedang mengemuka.

Kenaikan tersebut yakni dari 49,5 persen pada Februari 2016 menjadi 50,8 persen pada April 2016. (Baca: "Teman Ahok" Berencana Siapkan Materi Klarifikasi Isu)

"Hasil survei Populi menunjukkan bahwa elektabilitas Ahok masih lebih tinggi dibanding yang lain. Artinya, masyarakat memberikan kepercayaan kepada Ahok. Tapi kembali lagi, kami serahkan semuanya kepada masyarakat biar mereka yang menilai," ujar Singgih.

Dari hasil survei tersebut, Yusril Ihza Mahendra menempati tempat kedua dengan persentase kenaikan dari 3 persen menjadi 5 persen. Selanjutnya, ada pengusaha Sandiaga Uno serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault. Keduanya mendapat persentase elektabilitas sebesar 1,5 persen.

Elektabilitas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Emil justru menurun drastis. Turunnya elektabilitas Emil diduga dipicu pernyataannya yang tidak akan mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sementara sebanyak 32,8 persen responden menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Sebanyak 7,8 persen responden lainnya menjawab bakal calon gubernur lainnya, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Ketua DPD Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.

Survei itu dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Ratusan responden ini dipilih secara acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com