Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kolong Tol Ancol Siap Direlokasi ke Rusun

Kompas.com - 29/04/2016, 13:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan di samping dan di bawah kolong Tol Ancol di Jalan Lodan Raya, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara diduduki ratusan pemukim liar. Pemprov DKI Jakarta berencana untuk membongkar ratusan gubuk liar itu demi kepentingan sodetan dan normalisasi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Jumat (29/4/2016), gubuk-gubuk tersebut rata-rata terbuat dari bambu, kayu dan tripleks. Permukiman itu tergolong adat dan lembab dan terasa sumpek. Aksesnya berupa jalan lorong kecil yang hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda motor.

Halaman depan permukiman menghadap kolong tol. Di kolong tol itu warga beraktivitas  seperti melakukan pengepul barang bekas dan rongsokan besi. Tempat itu juga jadi lokasi parkir truk dan tempat berdagang.

Permukiman tersebut diapit rel kereta api dan jalan layang Tol Wiyoto Wiyono.

Daerah itu tak punya pengurus RT/RW. Namun mereka mengklaim sebagian besar mereka ber-KTP DKI, sisanya para pendatang yang mengontrak.

Warga rata-rata bekerja sebagai pengepul barang bekas, buruh, pedagang pasar dan warung, pemulung.

Mas Ud (60), pengurus warga di Kolong Tol Ancol itu mengatakan, sejak 1996 atau setahun setelah pembangunan tol itu jadi, warga mulai menempati lokasi tersebut. Sejak itu populasi kolong tol itu terus bertambah. Saat ini ada 300 KK di kolong tol itu.

"Ini dulunya itu kali tapi diuruk sama yang punya tol, jadi tanah begini. Bukan warga yang nguruk lho ya," kata Mas Ud.

Karena tidak punya perangkat RT dan RW, warga lalu mengorganisasi diri dengan membentuk kelompok warga, yaitu kelompok A dan B. Mas Ud sendiri pengurus warga kelompok A.

Menurut dia, baru sekali pemerintah melakukan penertiban di kawasan itu, yaitu tahun 1998. Sejak saat itu tidak ada lagi penertiban. "Warga kemudian kembali lagi ke sini," kata Mas Ud.

Dengan adanya rencana penertiban oleh Pemprov DKI Jakarta saat ini, warga, menurutnya, tidak menolak. Asalkan pemerintah mau merelokasi mereka ke rumah susun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com