Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Dari Kajian Arkeologi, Permukiman Luar Batang Tak Ada dalam Sejarah

Kompas.com - 10/05/2016, 12:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengadakan pertemuan dengan Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI), Mundarjito, di Balai Kota pada Selasa (10/5/2016).

Dari pertemuan tersebut, Ahok mengaku telah mendapat pemaparan yang dinilainya menjadi bukti bahwa permukiman warga di Luar Batang, Jakarta Utara, dan sekitarnya baru muncul pada tahun 1980-an dan tak masuk dalam sejarah panjang kawasan tersebut.

Menurut Ahok, pada era pemerintah kolonial Belanda, kawasan Luar Batang pernah dijadikan gudang penyimpanan. Jika ada gudang, dia yakin Belanda tidak akan mungkin mengizinkan ada warga bermukim di sekitarnya.

"Bagaimana bisa kamu mengklaim nenek moyangmu di situ? Saya tanya kalau zaman Belanda ada gudang VOC. Dia kasih enggak kamu bikin rumah di atas gudangnya? Logika saja," ujar Ahok di Balai Kota, Selasa.

Ahok juga menyinggung soal keberadaan Pasar Heksagonal di Pasar Ikan dan Akuarium di lokasi yang kini dikenal sebagai Kampung Akuarium. Menurut Ahok, Akuarium di lokasi tersebut dibangun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 1960-an.

Namun, tahun 1980-an, bangunan tersebut dibongkar. Pasca-pembongkaran itulah, diyakininya, warga mulai menduduki kawasan tersebut.

"Sampai 80-an itu baru pindah. Berarti mereka menduduki itu tahun berapa? Di atas 1980-an. Saya punya bukti. Saya sudah kerja sama dengan arkeolog dan kita mau lakukan restorasi," ujar Ahok.

Ia kemudian menyamakan kasus di Luar Batang dan sekitarnya dengan yang sebelumnya terjadi di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Menurut Ahok, memang benar Kampung Pulo sudah ada pada zaman dulu. Namun, kata dia, Kampung Pulo yang dimaksud bukanlah permukiman warga yang ada di bantaran sungai.

"Yang kita tertibkan kan orang yang di sungai, tetapi mengaku (sebagai orang) Kampung Pulo. Padahal, justru dia kan mereklamasi sungai," kata Ahok.

Kompas TV Pasca Penggusuran, Warga Bertahan & Tuntut Ganti Rugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com