Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Tidak Kondusif, SP-2 Penertiban Lokalisasi Dadap Ditunda

Kompas.com - 10/05/2016, 18:18 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Kawasan Dadap Ceng In dan Kampung Baru Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, batal diberikan Surat Peringatan Kedua atau SP-2, Selasa (10/5/2016) sore. Sedianya, SP-2 dari Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk warga Dadap seharusnya diberikan tadi pagi, namun warga menolak dengan keras hingga sempat terjadi bentrokan antara warga dengan aparat.

"SP-2 tadi diputuskan untuk ditunda hari ini, menunggu sampai situasi kondusif," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti usai mediasi dengan warga Dadap.

Sebelumnya, sekitar pukul 16.00 WIB, bentrokan kedua terjadi antara warga dengan aparat. Peristiwa itu bermula saat Krishna beserta jajaran Polres Metro Tangerang berjalan ke kerumunan warga Dadap, mencoba untuk bermediasi dengan mereka. Namun, karena personel polisi banyak ikut di belakang Krishna dan rombongan, warga mulai meneriaki mereka dan melempar batu. (Baca: Warga Tolak SP-2 Penertiban Kawasan Prostitusi Dadap Ceng In)

Saat itu, Krishna sendiri sudah diamankan dari lemparan batu. Polisi pun memutuskan untuk mundur agar ketegangan dapat mereda. Tidak lama kemudian, setelah menimbang situasi dan kondisi di lapangan, Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Agus Pranoto menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang batal memberikan SP-2 hari ini.

Informasi itu pun disampaikan kepada warga hingga akhirnya mereka membubarkan diri.

Pantauan Kompas.com di lokasi pukul 18.00 WIB, warga yang menutup akses ke Kampung Baru Dadap di Jalan Raya Perancis, sudah membubarkan diri. (Baca: Tolak SP-2, Warga Dadap Serang Polisi)

Beberapa waktu sebelumnya, personel Polri dan TNI dulu yang beranjak dari lokasi. Arus lalu lintas pun kini sudah dibuka kembali setelah sebelumnya antrean kendaraan mengular, baik yang mengarah ke maupun dari Dadap. Antrean kendaraan berdampak pada kemacetan di Bandara Soekarno-Hatta.

Kompas TV Tolak Digusur, Warga Dadap Serang Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com