Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dadap Laporkan Luka Tembak ke Komnas HAM

Kompas.com - 11/05/2016, 14:24 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asmawi (38) warga Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Rabu (11/5/2016) siang ini, didampingi tiga warga lainnya, melaporkan luka-luka yang dialaminya saat bentrok warga dengan aparat keamanan kemarin.

Asmawi mengalami luka di kepala yang diduga tembakan oleh aparat kepolisian. Ia membawa hasil rontgen serta selongsong dan proyektil yang ditemukan di lokasi.

“Saya minta pertanggungjawabannya,” kata Asmawi saat tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.

Asmawi menuturkan, pada saat kejadian, dia bersama warga lain sedang berada di jalur masuk permukiman dan membentuk barikade untuk mencegah aparat dan pejabat yang ingin mengeluarkan SP-2.

Serangan dimulai oleh warga yang terpancing banyaknya pihak keamanan di depan mereka. Berjarak 300 meter dari mereka, gabungan polisi dan TNI bersenjata lengkap siap masuk ke permukiman mereka.

Saat serangan meletus, Asmawi yang berada di garis terdepan berusaha melindungi diri. Ia tak melihat jelas siapa yang mengarahkan tembakan kepadanya.

“Saya enggak tahu karena asap gas air mata, enggak keliatan, tiba-tiba ada ledakan dan mengenai kepala saya. Itu pas saya jongkok."

Akibat tembakan tersebut, Asmawi langsung dibawa ke puskemas dan klinik terdekat. Ia menerima tujuh jahitan di luar dan delapan jahitan di dalam.

Selain Asmawi, lima orang warga Dadap lainnya juga mengalami luka-luka serupa. Satu orang bahkan tertembak di bagian betis.

Barang bukti berupa enam selongsong gas air mata, satu selongsong peluru, dan satu proyektil peluru, diserahkan ke Komnas HAM untuk diusut lebih lanjut.

Kompas TV Tolak Digusur, Warga Dadap Serang Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com