TANGERANG, KOMPAS.com - Para penghuni di dekat lahan bekas lokalisasi prostitusi Dadap Ceng In, Kelurahan Dadap, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, menyebutkan warga yang terlibat ricuh saat pemberian surat peringatan kedua (SP-2) pada Selasa (10/5/2016) kemarin kebanyakan pendatang dari Sulawesi Selatan.
Para penghuni juga menilai warga asli Dadap justru sedikit yang tinggal di sana.
"Di sana orang asli Dadap sedikit. Kebanyakan dari Bugis, Makassar. Orang Dadap asli mah tinggalnya di sekitaran sini saja," kata seorang warga, Rendi (25), kepada Kompas.com, Rabu.
Menurut Rendi, sudah ada beberapa kali penertiban dilakukan di kawasan Dadap. Dia termasuk yang terdampak penertiban tersebut. Namun selama ini belum pernah ada warga yang menolak penertiban hingga bentrok dengan aparat keamanan, seperti yang terjadi kemarin.
Warga lainnya, Dedi (40), mengaku terganggu dengan apa yang telah terjadi kemarin. Bentrok antara warga Kampung Baru Dadap dengan aparat dikhawatirkan berdampak pada warga lain yang tinggal di sekitar sana.
"Ini baru SP-2 sudah ricuh, berkelahi, berani lawan polisi. Gimana pas eksekusi nanti? Mudah-mudahan enggak lebih parah dari kemarin," tutur Dedi.
Kampung Baru Dadap yang menjadi tempat bentrok kemarin terletak di Jalan Raya Perancis yang mengarah ke proyek reklamasi PIK 2. Warga yang terlibat bentrokan tidak mau menerima SP-2. Mereka menutup jalan. Akibatnya arus kendaraan terutama truk-truk besar yang biasanya membawa tanah ke proyek PIK 2 tersendat. Antrean kendaraan sempat mengular hingga ke Bandara Soekarno-Hatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.