Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Lebih Dekat Kerja PPSU atau Pasukan Oranye

Kompas.com - 16/05/2016, 14:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

Untuk kasus ini, para PPSU yang bekerja cuma bermodal golok dan sapu lidi. Hasilnya, pohon cukup rapi dan cahaya matahari lebih cerah masuk. Tak lama, mobil bak kecil datang dan menjemput ranting-ranting pohon yang telah ditebang.

Urusan sampah pasar zona lain yang cukup rumit bagi PPSU Kelurahan Bangka berada di saluran air di depan Pasar Warung Buncit. Tingkat kesulitannya beda karena saluran air di pasar ini kotor dan berlumpur hitam.

Bahkan, area ini kerap jadi tempat buang sisa daging dan isi perut hewan dari pasar serta sampah plastik atau lainnya. Kini, setelah rutin dibersihkan, pemandangan saluran air, baik di depan Pasar Warung Buncit maupun di seberang jalan, jadi bersih.

Masih ada lebih kurang 40 meter lagi saluran air di sana yang sedang ditangani. Meski pembersihan tak mengubah warna airnya yang masih hitam, permukaan air berikut tepiannya kini sebagian besar rapi tanpa sampah.

Kebersihan saluran air di depan pasar penting agar aliran yang mengarah ke Kali Mampang itu tidak tersumbat. Walau demikian, perilaku buang sampah warga, baik itu dari pasar maupun pedagang, kadang masih terjadi. Haidir (33), PPSU Kelurahan Bangka di zona Pasar Warung Buncit mengatakan, ia kadang mesti sabar menghadapi perilaku buang sampang sembarangan tersebut.

"Kadang, buang sampah sembarangan juga. Ada kita aja kadang ada yang buang. Cuma gitu, kita sabar aja, jalanin aja," ujar Haidir, yang berada di dalam got dengan pelindung sepatu bot oranye. (Baca: Kepercayaan Ahok pada PPSU meski Jakarta Masih "Dihantui" Banjir)

Peralatan sederhana

Peralatan pembersihan di depan Pasar Warung Buncit tergolong sederhana. Selain cangkul garpu, serokan, dan sapu, PPSU di sini juga menggunakan tutup bekas kipas angin. Fungsinya untuk menyerok sampah yang mengambang.

Para PPSU di sini kadang juga menggunakan tangan kosong untuk memungut sampah dari got berwarna hitam tersebut.

"Bahayanya cuma beling kalau kena tangan. Saya sudah sering. Kalau soal kotor, yang penting pas istirahat kita tinggal cuci bersih saja," ujar Haidir.

Baginya, pekerjaan itu tak terasa berat karena bukan hanya ia sendiri yang menanganinya, melainkan satu tim. Khusus Pasar Warung Buncit, PPSU Kelurahan Bangka memang menempatkan pos tetap di sini. Maklum, sampah bisa muncul setiap hari karena perilaku buang sampah sembarangan oleh masyarakat.

"Karena kesadaran masyarakat itu masih kurang, ada saja yang masih buang sampah, meskipun sekarang sudah mulai berkurang. Di sini, sejak Januari tahun ini, kami jaga tetap dan rutin bersihkan. Jadi, ini ringan, enggak nunggu sampai numpuk," tambah Burhanudin. (Baca: Ahok Ancam Cabut TKD SKPD yang Telat Bayarkan Gaji PHL dan PPSU)

Kompas TV Lurah Rekrut Warga Jadi Petugas PPSU
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com