Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahok soal Jernihnya Kali di Glodok

Kompas.com - 18/05/2016, 17:54 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aliran anak Sungai Ciliwung di belakang Gedung Lindeteves Trade Center (LTC), Glodok, Jakarta Barat kini terpantau bersih.

Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, jernihnya kali di Glodok karena adanya pengaturan pembuangan air kiriman yang datang dari hulu.

(Baca juga: Ahok Yakin Air di Sungai Ciliwung Bisa Jadi Air Baku jika Sudah Dinormalisasi )

Ia mengatakan, jika dulunya air dari hulu hanya dialirkan ke Kanal Banjir Barat melalui Pintu Air Manggarai, maka kini airnya dibagi juga ke anak Ciliwung yang dialirkan melalui Pintu Air depan Masjid Istiqlal.

"Kita mulai buka pintu CIliwung Lama, jadi airnya enggak cuma lari ke Pintu Manggarai. Sebagian air larinya ke Istiqlal. Dari Istiqlal dibagi ke Gunung Sahari dan Gajah Mada," kata pria yang dikenal dengan nama Ahok ini di Balai Kota, Rabu (18/5/2016).

Menurut Ahok, adanya pasokan air dibarengi dengan pengerukan kali itulah yang menjadikan air kali jernih. Ia menyampaikan, sudah cukup banyak sampah yang dikeruk dari lokasi tersebut.

"Sepanjang pintu Gajah Mada jadi kayak saringan air. Jadi dia sempat mengendap. Kalau enggak musim hujan, masuk ke Pinangsia pasti bening," ujar Ahok.

Ia pun menargetkan kondisi serupa bisa terjadi di aliran-aliran sungai lainnya. "Kalau bening orang jadi bisa main air. Kita pakai sirkulasi kolam renang di situ," kata Ahok.

Asisten Koordinator UPK Badan Air Kecamatan Taman Sari Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, Nur Hidayat, menuturkan, diperlukan waktu 3-4 tahun untuk menjadikan anak Sungai Ciliwung di Glodok jernih seperti sekarang.

(Baca juga: Demi Berikan Surat ke Ahok, Seorang Pria Nekat Terjun ke Sungai Ciliwung)

Sebelum air sungai sejernih sekarang, kata dia, kondisi anak sungai itu sangat kotor, berwarna hitam, bahkan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Sampah-sampah, seperti kasur, plastik, hingga peralatan elektronik, pernah ditemukan di bantaran sungai tersebut.

"Pertama, kami sisir dulu sampah, lalu merapikan pinggiran bantaran secara manual. Setiap hari dikerjakan," ujar Hidayat, Selasa (17/5/2016).

Kompas TV Gerakan Tebar Ikan Untuk Selamatkan Ciliwung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Ditangkap

Megapolitan
Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com