Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Menuding, Dokter yang Tangani Bayi Razqa Tidak Jujur

Kompas.com - 19/05/2016, 17:40 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Agung Pamuji (25) menilai seorang dokter di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, berbicara tidak jujur terkait kematian anaknya Razqa Al Khalifi Pamuji yang berusia  lima bulan.

Tudingan itu terkait jadwal pemeriksaan anaknya. Menurut Agung, pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo menyebut, dokter yang menangani anaknya mengaku kepada kepala puskesmas bahwa si dokter sudah meminta orangtua datang untuk mengecek darah anaknya pada Senin 16 Mei 2016.

Namun, Agung membantah keras telah mendapat pesan dan jadwal dari dokter tersebut.

"Dari Kepala Puskesmas dia bilang bahwa dokter itu nyuruh pemeriksaan darah hari Senin. Padahal dokter itu tidak pernah ada bilang begitu ke saya, tidak pernah menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan lagi hari Senin. Kalau ada kan pasti saya datang dong, tapi ini enggak ada," kata Agung kepada Kompas.com di rumahnya di Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (19/5/2016).

Ia juga membantah pernyataan pejabat kepolisian di media online yang menyatakan hal senada, yaitu bahwa dokter telah meminta orangtua untuk membawa Razqa diperiksa. Keterangan tersebut kata dia tidak benar.

Menurut Agung, kasus itu telah dilaporkan ke Polsek Pasar Rebo. Pihaknya sebenarnya berniat menuntut pidana dokter yang menangani anaknya. Namun, tuntutan tersebut belakangan diurungkan karena kepolisian meminta agar Razqa divisum atau otopsi. Orangtua menolak karena tidak tega otopsi dilakukan kepada Razqa.

"Tadinya mau dituntut tapi karena prosedurnya harus ada visum pembedahan, kami jadinya tidak menuntut," ujar Agung.

Ia berharap, dokter yang menangani anaknya mendapat teguran. Agung mengaku kecewa dengan penanganan terhadap anaknya.

Razqa menghebuskan nafas terakhir di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Agung menuturkan, Razqa dalam kondisi sehat ketika diimunisasi DPT 3 di puskesmas itu pada Rabu pekan lalu. Setelah diimunisasi DPT 3 pagi harinya, Razqa mengalami demam tinggi pada sore hari.

Demam tinggi itu disebut biasa terjadi selesai imunisasi, sehingga pihak Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo membekali Razqa obat puyer untuk demam. Namun, hari berlalu, Razqa masih mengalami demam tinggi meski pada Jumat sempat turun, tetapi naik lagi hingga hari Minggu.

Pada hari Sabtu, orangtua Razqa sempat memberikan obat penurun panas. Namun, karena sampai hari Minggu tak kunjung turun, keluarga memutuskan membawa Razqa pada Minggu malam ke UGD Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

Selesai berobat hari itu, kondisi Razqa keesokan harinya masih demam dengan kondisi naik turun.

Pada Selasa  (atau pada 17 Mei)  malam, kondisi tubuh Razqa mulai agak mendingan. Namun pada Rabu, bayi itu mengalami sesak nafas dan demam kembali.

Orangtua pagi itu melarikan Razqa ke UGD Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo agar mendapat penanganan. Tiba di sana, Razqa sempat ditangani dengan diberikan oksigen untuk pernafasan dan obat penurun panas melalui dubur.

Razqa kemudian hendak dibawa untuk dirujuk ke rumah sakit. Saat dipindahkan ke ambulans, Razqa masih bernafas. Namun, di dalam ambulans, Razqa meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com