Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penertiban Dadap Ditunda, Dialog Pemkab Tangerang dan Warga Dilanjutkan

Kompas.com - 21/05/2016, 00:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Ombudsman RI yang memfasilitasi pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dan warga Kampung Dadap menyarankan, penataan di Dadap tidak dilakukan untuk sementara waktu.

Sebab, hasil pertemuan warga dan Pemkab di Kantor Ombudsman, Jumat (21/5/2016), menyimpulkan bahwa warga dan Pemkab Tangerang akan melakukan dialog kembali.

(Baca juga: Bupati Tangerang Janjikan Rusun untuk Warga Dadap Rampung 2017)

Anggota Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan, rencana dialog antar warga dan Pemkab Tangerang ini akan dilakukan kembali pada pekan depan.

"Tidak mungkin ada penataan. Sekarang saja masih mau dialog," kata Ahmad, selesai pertemuan di Gedung Ombudsman RI, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (20/5/2016).

Saat dialog selanjutnya, Pemkab Tangerang akan menyampaikan dokumen soal penataan, yang selama ini belum diperlihatkan kepada warga.

Ahmad mengatakan, warga akan mendapat penjelasan mengenai rencana penataan tersebut secara lebih jelas. "Karena ini kan untuk warga juga," ujar Ahmad.

(Baca juga: Di Kantor Ombudsman, Warga Dadap Mengaku Diintimidasi)

Berdiri di samping Ahmad, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, menyambut baik soal dialog lanjutan itu.

Zaki menyatakan, sebetulnya rencana penataan sudah disosialisasikan, khususnya kepada DPRD Kabupaten Tangerang.

"Sebetulnya program, sosialisasi dan sebagainya sudah ada. Dan kita sudah anggarkan ini dari tahun lalu. Perwakilan warga yang diwakili DPRD itu pun sudah tahu sebetulnya. Ini yang perlu diluruskan kembali," ujar Zaki.

Pihaknya berharap dialog lanjutan ini bisa digelar sesegera mungkin agar tidak terjadi miskomunikasi antara warga dan Pemkab Tangerang.

"Agar tidak ada lagi miskomunikasi antara warga dan Pemda. Bahwa yang kita lakukan adalah benar-benar untuk merubah wajah Dadap saat ini. Kalian lihat di sana, saya tidak akan berkomentar lagi apakah itu layak atau tidak masyarakat hidup di sana," ujar Zaki.

Kompas TV Peringatan Ketiga Kampung Dadap Ditunda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com