Bagian yang juga menarik perhatian anak-anak di dalam kapal sepanjang 125 meter itu adalah ruang kemudi.
Di ruang kendali ini, anak-anak belajar bagaimana kapal sebesar itu dioperasikan. Berbagai tombol memenuhi meja di ruang itu.
Rasa ingin tahu
Di sudut lain ruang itu, Dennis (18), seorang remaja penyandang tunanetra, tengah dipandu pendampingnya meraba sebuah peta navigasi.
Walaupun tak mampu melihat isi peta tersebut, wajah Dennis tetap memancarkan rasa bahagia. ”Ini tempat paling seru bagiku, bisa coba-coba tombol kemudi,” ujarnya.
Peta navigasi itu tampak sudah mulai pudar warnanya. ”Meski sudah ada GPS (global positioning system), peta manual tetap diperlukan untuk mencari titik koordinat,” ujar Sersan Satu Navigasi Ardi Prihantoro, salah satu petugas di ruang kemudi yang tengah sibuk mengukur peta dengan penggaris.
Setelah puas berkeliling kapal, anak-anak itu kembali ke ruang berkumpul semula dan menikmati pertunjukan busana oleh para petugas kapal.
”Anak-anak ini antusiasmenya tinggi sekali. Rasa ingin tahu mereka besar,” puji Komandan KRI Banjarmasin Letnan Kolonel Laut Rakhmat Arief.
Sambil berlayar kembali ke Pelabuhan Tanjung Priok, para pendamping mengajak anak- anak berswafoto di anjungan kapal. Aneka gaya pun diperagakan mereka.
Kenangan indah dirasakan Ardi, penyandang tunagrahita yang adalah siswa kelas IX SLB-C Winasis, Tebet, Jakarta Selatan.
”Seru sekali, bisa jalan-jalan di kapal besar dengan teman satu sekolah,” ucap Ardi, yang juga menjadi pemimpin kelompok saat berkeliling kapal.
Acara ini memang bertujuan mengenalkan kapal militer kepada masyarakat luas dan juga menumbuhkan kesadaran atas indahnya alam bahari Tanah Air.
”Penanaman rasa cinta bahari perlu ditanamkan sejak usia dini. Terlebih lagi, Indonesia adalah negara maritim, dua pertiga wilayahnya adalah laut,” ujar Rakhmat.
Daratan semakin lama semakin mendekat. Saat kapal kembali bersandar di dermaga, Selasa sore, tawa keceriaan anak-anak masih saja terlihat.
Semoga pelayaran singkat itu dapat membuat mereka terus teringat hakikat Indonesia sebagai negara maritim. (C08)
---
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Mei 2016, di halaman 1 dengan judul "Mengarungi Lautan, Mengingat Hakikat Nusantara".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.