Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang Buat Panggung di Depan KPK, Pendemo "Tangkap Ahok" Disebut Membandel

Kompas.com - 02/06/2016, 12:26 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, sejak awal, polisi sudah melarang acara "Panggung Rakyat Tangkap Ahok" di depan Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/6/2016).

Namun, ternyata, pada dini hari tadi, sejumlah orang tetap nekat untuk menggelar panggung di lokasi tersebut. Untuk itu, kepolisian mengamankan tiga unit mobil pengangkut sound system untuk acara tersebut.

"Sudah kami sampaikan bahwasanya jangan membuat panggung di sana (depan Gedung KPK), tetapi tetap saja membandel," kata Awi di Mapolda Metro Jaya, Kamis.

"Jadi, kita tadi dini hari pukul 03.00 WIB, waktu trailer melewati di depan Kedubes Belanda, akhirnya kita stop dan bawa ke Mapolda Metro Jaya," ucapnya.

Awi menegaskan, pihak kepolisian tidak melarang masyarakat untuk melakukan aksi penyampaian pendapat. Namun, diharapkan dalam menggelar aksi tersebut, pendemo tidak mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat lainnya.

"Kalau demo tidak ada masalah dan tidak ada urusan. Saya bilang tadi polisi tidak membungkam menyampaikan pendapat di muka umum. Mau demo silakan, tetapi sudah kita atur," ucapnya.

Awi menuturkan, kepolisian sudah melakukan evaluasi terkait sering terjadinya aksi unjuk rasa di depan Gedung KPK yang berakhir ricuh. Untuk itu, pihak kepolisian sudah menetapkan tidak boleh melakukan unjuk rasa di depan gedung lama KPK.

"Beberapa kali kejadian di sana kerusuhan. Kita evaluasi, makanya terakhir minggu ini kita tetapkan untuk tidak melakukan demo di depan gedung lama KPK. Namun, kita akan arahkan ke kantor gedung baru KPK sehingga tidak memacetkan karena kan halamannya luas," kata Awi.

Pagi tadi, tiga unit mobil yang akan digunakan untuk melakukan aksi unjuk rasa Panggung Rakyat Tangkap Ahok diamankan di Polda Metro Jaya. Aksi Panggung Rakyat Tangkap Ahok sendiri digagas oleh Aliansi Gerakan Selamatkan Jakarta.

Aksi itu dikabarkan akan dihadiri sejumlah tokoh nasional dan beberapa musisi Tanah Air. Sejumlah tokoh tersebut antara lain mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Mayjen (Purn) Prijanto, aktivis perempuan Ratna Sarumpaet, musisi ternama Ahmad Dhani, Sri Bintang Pamungkas, Jaya Suprana, Eggie Sudjana, hingga Presiden KSPI Said Iqbal.

Gelaran aksi tersebut akan dimulai pukul 10.00 WIB dan massa pun akan turut bergabung dalam aksi tersebut. Massa yang rencananya turun dan mendukung aksi tersebut ialah Federasi Serikat Buruh KSPI, GPII, Geprindo BRN, Kobar, KAHMI Jak-ut, GTA, ACTA, Laskar Bugis Makassar/Priboemi, Gemuis Betawi, SNI, Korban Gusuran Pasar Ikan, Bima, serta Orang Kita.

Kompas TV Pedemo Minta Ahok Copot Jabatannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com