JAKARTA, KOMPAS.com — Evelyn Tiandy, bocah delapan tahun, yang diculik saat bersama ibunya, sudah lebih dari dua pekan belum ditemukan.
Pihak kepolisian pun diminta agar maksimal melakukan pencarian terhadap bocah kelas II SD tersebut.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, pihaknya khawatir terjadi sesuatu terhadap Evelyn apabila lama ditemukan.
"Kami berharap kepolisian bekerja terus-menerus untuk melakukan tindakan cepat karena ketakutan saya nanti bisa jadi korban," kata Arist kepada wartawan di kantor Komnas PA, di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/6/2016).
(Baca juga: Kepada Sang Ibu, Penculik Evelyn Sempat Mengaku Aparat)
Dalam surat pemberitahuan perkembangan penyidikan dari polisi, lanjut Arist, sampai saat ini belum ada titik terang mengenai keberadaan Evelyn.
Pihak keluarga juga sudah melaporkan kasus ini hingga ke Mabes Polri karena menilai penanganan di Polresta Tangerang berjalan lambat.
Pengacara ibu korban, Didik Siswanto, menyayangkan lambatnya penanganan polisi dalam kasus ini. "Yang kami sayangkan tindakan polisi itu sangat lambat," ujar Didik.
Padahal, kata dia, ada kekhawatiran Evelyn diculik oleh sindikat perdagangan anak.
"Ada kekhawatiran perdagangan anak karena dari proses eksekusinya sangat profesional," ujar Didik.
Sampai hari ini, tidak ada kabar tentang keberadaan Evelyn, termasuk dari penculiknya.
"Belum ada permintaan tebusan atau apa dari penculiknya," kata Didik.
(Baca: Kepada Sang Ibu, Penculik Evelyn Sempat Mengaku Aparat)
Selain melapor ke Polresta Tangerang dan Mabes Polri, keluarga Evelyn mengadukan masalah ini ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas Perempuan. Keluarga berharap agar Evelyn dapat segera ditemukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.