Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Kemarahan Ahok kepada Wartawan...

Kompas.com - 17/06/2016, 04:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kemarahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kepada seorang wartawan media online, Kamis (16/6/2016) pagi, berbuntut terhadap undangan buka puasa bersama pada sore harinya.

Basuki sebelumnya mengundang para wartawan yang biasa meliput di Balai Kota DKI Jakarta untuk berbuka puasa bersama di rumah dinas gubernur, di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat.

Namun, kemarahan Basuki kepada seorang wartawan media online membuat hampir seluruh wartawan yang biasa meliput di Balai Kota batal menghadiri undangan tersebut.

Staf Basuki dan staf Humas Pemprov DKI Jakarta pun bergantian mendatangi ruangan wartawan. Mereka mempertanyakan kepastian kehadiran para wartawan dalam acara buka puasa bersama.

Namun para wartawan lebih memilih berbuka puasa bersama di Balai Kota. Basuki sendiri tidak menghadiri acara buka puasa bersama tersebut. Ia harus ke bandara untuk mengantar Ibunya.

Situasi ini berbeda dengan acara buka puasa bersama yang diadakan Basuki pada bulan Ramadhan tahun 2015 lalu yang berlangsung lancar.

Adapun sebelumnya awak media bertanya kepada Basuki mengenai isu aliran dana Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok. Berawal dari pertanyaan tersebut, penjelasan Ahok merambah kepada kecurigaan ada pihak yang ingin menghancurkan citra baiknya selama ini.

"Ahok punya brand apa sih? Apa yang membedakan saya dengan politisi yang umum? Saya bersih, saya berani periksa harta saya, biaya hidup saya, saya berani dorong UU pembuktian harta terbalik pejabat," ujar Ahok.

Ahok mengatakan dia merupakan pejabat yang konsisten terhadap pemberantasan korupsi. Sejak dia masih menjadi bupati, dia sudah berbicara soal pembuktian harta terbalik. Selama menjabat sebagai gubernur DKI, dia juga menerapkan model transaksi non tunai untuk mencegah tindak korupsi.

"Kamu enggak pernah dengar pejabat sekelas saya ngomong konsisten dari DPRD, sampai bupati, sampai DPR RI, sampai sekarang," ujar Ahok.

Mulai marah

Setelah berbicara seperti itu, salah satu wartawan media online pun melontarkan pertanyaan. "Berarti tidak ada pejabat yang sehebat Bapak?" ujar wartawan tersebut.

Ahok langsung menegaskan bahwa bukan itu yang dia maksud. Ahok menegaskan bahwa dia tidak mungkin berani menantang banyak orang untuk membuktikan dia tidak bersalah, jika dia tidak benar.

Selanjutnya, Ahok mulai naik pitam dan merasa diadu domba dengan pertanyaan itu. "Anda dari koran mana?" tanya Ahok dengan nada tinggi kepada wartawan itu.

"Makanya lain kali enggak usah masuk sini lagi. Enggak jelas kalau begitu. Saya tegesin aja. Kamu juga enggak usah tekan saya dengan media, saya enggak pernah takut sama kalian," tambah Ahok.

Setelah itu, Ahok kembali mengibaratkan dirinya seperti cahaya fajar rembang (jelang) pagi, yang sinarnya terang, tetapi menyilaukan banyak orang yang ingin melihatnya. Cahaya tersebut begitu terang, tidak ada yang bisa menahannya.

"Jadi enggak usah bolak balikin kalimat kayak begitu. Enggak usah tanya lagi," ujar Ahok.

Setelah bernada cukup tinggi seperti itu, Ahok berbalik dan masuk ke dalam ruang kerjanya. Semua wartawan yang ikut proses wawancara pagi itu hanya bisa mematung, kehabisan kata-kata.

Setelah beberapa menit, wartawan televisi sudah merapihkan perlengkapan kameranya. Wartawan lain masih berbisik-bisik membicarakan kemarahan Ahok tadi. Tanpa diduga, Ahok keluar lagi dari ruang kerjanya. Ahok berjalan ke arah kumpulan wartawan.

Dia mengusir wartawan yang pertanyaannya tidak dia sukai tadi dan melarang masuk ke Balai Kota DKI.

"Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan-pertanyaan Anda sebetulnya. Saya tegaskan itu, bolak-balik adu domba! Pokoknya enggak boleh masuk sini lagi. Enggak boleh wawancara!" ujar Basuki.


Kompas TV Ahok Marah Kepada Media

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com