JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Timur menyatakan sudah memulai penyelidikan terhadap kasus dugaan hilangnya bayi yang dilaporkan pasien Rumah Sakit Harapan Jayakarta, Raudiah Elva Ningsih (37).
Kepala Polres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Agung Budijono mengatakan, pihaknya sedang memulai penyelidikan dengan mengurut dari awal tempat Raudiah memulai USG.
"Kami sudah periksa korbannya. Dari situ kami urut dari awal, kemarin kami cari identitas bidan (dokter) yang melakukan USG dari awal," kata Agung, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Kamis (23/6/2016).
Agung menyatakan, untuk pemeriksaan terhadap pihak RSHJ belum dilakukan. Sebab, penyelidikan ke arah sana akan dilakukan pada bagian akhir. Polisi juga punya rencana untuk memanggil para pihak yang terkait kasus ini.
"Kami sudah cari informasi tentang identitas (yang akan dipanggil), nanti setelah itu kami panggil," ujar Agung.
Dirinya belum memastikan berapa lama kasus ini dapat diusut. Semua tergantung pada pihak yang dipanggil untuk diminta keterangan.
"Tergantung, kalau dipanggil pertama tidak hadir, kedua tidak hadir, ya kita jemput," ujar Agung.
Pihaknya belum mau memberikan pernyataan apakah sudah ada temuan pelanggaran atau tidak dalam kasus tersebut. Termasuk pasal apa yang digunakan dan siapa terlapor dalam kasus ini.
"Sementara kami masih ini dulu," ujar Agung.
Sebelumnya, dugaan hilangnya bayi Raudiah terungkap saat ia mengadu ke kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Rabu (15/6/2016). Raudiah yang punya bukti hasil pemeriksaan USG dari Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu, USG Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, termasuk RS HJ, menyatakan bahwa ia hamil gemeli.
USG di Puskesmas Pasar Minggu dilakukan saat usia kehamilannya 24 minggu dan USG RS Budhi Asih dilakukannya saat usia kehamilan 31 minggu. Tapi setelah operasi sesar ia kaget karena hanya menerima satu bayi.
Pihak rumah sakit menurutnya menyatakan bahwa ia memang hanya punya satu bayi. Namun, saat mencoba bertanya, Raudiah mengaku dimarahi salah satu asisten dokter. (Baca: Raudiah: Kalau Bayi Saya Tak Kembar, Kenapa RSHJ Tidak Jelaskan sejak Awal?)
Ibu Raudiah, Kursia juga pernah mengalami hal yang sama. Dokter dan pejabat rumah sakit menurutnya mengancam akan menuntut balik bila membawa masalah tersebut ke hukum. Sementara itu, RSHJ telah membantah bahwa Raudiah hamil kembar.
Ketua Dewan Pengawas Rumah Sakit Harapan Jayakarta Dokter Hermawan Saputra, dalam konferensi pers di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Bekasi Timur Raya, Cakung, Jakarta Timur, Jumat (17/6/2016) mengatakan, pihak RSHJ tidak pernah mendiagnosis kalau Raudiah merupakan pasien dengan hamil kembar.
"Kami mengatakan bahwa tidak ada penegakan diagnosa gemeli (hamile kembar), indikasi gemeli di RS Harapan Jayakarta," kata Hermawan, di RS tersebut Jumat siang. (Baca: Misteri Hilangnya Salah Satu Bayi Kembar Raudiah )
Pihaknya mengaku tidak bertanggung jawab dengan diagnosis USG kehamilan kembar Raudiah dari rumah sakit lain. Sementara Hermawan menyatakan, USG itu bukan alat hukum yang bisa dipercaya 100 persen. RSHJ menyatakan, Raudiah hamil tunggal.