JAKARTA, KOMPAS.com - Desember silam, Partai Gerindra mengumumkan delapan nama tokoh yang masuk dalam penjaringan bakal calon gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017.
Ada delapan nama, salah satunya adalah Saefullah, seorang birokrat di Pemerintah Provinsi DKI yang kini menjabat sebagai Sekretaris Daerah. Saat itu, Ketua Tim Penjaringan Cagub Partai Gerindra, Syarif menyebut kedelapan nama yang masuk bursa didapat berdasarkan aspirasi masyarakat.
Dalam perkembangannya, Saefullah mengaku tidak memikirkan masuknya ia dalam bursa cagub Gerindra. Ia mengaku masih fokus berkarier sebagai birokrat. Namun, ia diketahui tidak pernah menyatakan mengundurkan diri dalam bursa penjaringan.
Hal itu diungkapkan Syarif pada Maret 2016. Saat itu, tim penjaringan tengah dalam persiapan mengerucutkan delapan nama kandidat menjadi hanya lima nama.
"Pak Saefullah belum tegas membuat keputusan, dia masih masuk bursa cagub. Nanti keputusannya pada 23 April, dari tujuh nama akan mengerucut menjadi lima nama," ujar Syarif.
"Lalu nanti pertengahan Juni akan mengerucut lagi menjadi tiga nama, yang akan kami sampaikan kepada Ketua Umum, Pak Prabowo," tambah dia.
Pada akhirnya, Saefullah tak masuk dalam tiga nama hasil pengerucutan terakhir yang dilakukan Gerindra. Namun, bukan berarti namanya hilang begitu saja dalam hiruk pikuk berita Pilkada 2017.
Pada awal Juni, salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta Gerindra, Sandiaga Uno, mengaku mendapat saran dari Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, agar berpasangan dengan Saefullah. Selain sebagai Sekda, Saefullah juga merupakan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, organisasi massa yang dikenal dekat dengan PKB.
Sandiaga mengatakan, Hasbiallah pula yang merancang pertemuan mereka berdua. Ia mengaku sudah bertemu sebanyak 2-3 kali dengan Saefullah. Dari pertemuan tersebut, Sandiaga mengaku banyak belajar dari Saefullah.
Sandiaga memuji Saefullah yang paham betul mengenai Jakarta.
"Saya juga baru tahu kalau Pak Saefullah itu awal kariernya sebagai kepala sekolah. Sama seperti ibu saya," kata Sandiaga.
Hanya, Sandiaga tidak menjawab ketika ditanya kemungkinan mereka berdua maju berpasangan pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain itu, ia tidak menjawab tentang kemungkinan siapa yang menjadi calon gubernur di antara keduanya.
"Dia (Saefullah) juga senyum-senyum saja (pas ditanya mau maju Pilkada DKI Jakarta 2017 atau tidak). Ya, penginnya sih kenalan dulu, dibilang cocok berdua (kalau berpasangan pada Pilkada DKI Jakarta 2017)," kata Sandiaga. (Baca: Pengakuan Sandiaga soal Perjodohannya dengan Saefullah )
Enggan spekulasi
Pada kesemparan terpisah, Saefullah masih seperti sebelumnya, mengaku masih ingin fokus berkarier di dunia birokrasi dan belum berpikiran untuk terjun ke dunia politik.
"Saefullah masih di sini. Kalau sudah enggak di sini, baru nanti bisa nyalon," ujar dia saat ditemui Kompas.com, Jumat (10/6/2016).
Kendati demikian, Saefullah enggan berspekulasi mengenai apa yang akan ia lakukan ke depannya.
"Kamu juga enggak tahu kan dua bulan ke depan mau ngapain. Sama, saya juga enggak tahu. Sekarang fokus saja puasa Ramadhan," kata mantan Wali Kota Jakarta Pusat ini.
Saefullah juga mengatakan, masih ada waktu delapan tahun baginya untuk mengabdi sebagai eselon I di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Saat ini, usia Saefullah 52 tahun.
"Kalau saya tetap eselon I bisa sampai 60 tahun, masih ada delapan tahun. Misalnya enggak dipakai lagi, kalau saya jadi staf, pensiunnya (usia) 58 tahun. Jadi, masih ada enam tahun," ujar dia.
Dukungan GP Ansor
Akhir pekan lalu, Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta menyatakan akan berupaya mendorong agar Saefullah, jadi Gubernur DKI periode mendatang. Pernyataan itu disampaikan Ketua GP Ansor DKI Jakarta Abdul Azis di hadapan para anggotanya, usai acara buka puasa bersama di rumah dinas Sekretaris Daerah DKI Jakarta di Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).
"Sampai saat ini Insya Allah kita masih berusaha mendorong Bapak Haji Saefullah untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Mudah-mudahan ini bisa terwujud dan ini perlu dukungan dari semua pihak," kata Azis yang diamini seluruh anggotanya.
Meski menyatakan akan mendorong Saefullah, Azis menyatakan sikap dari pengurus baru akan diputuskan usai lebaran, tepatnya usai pelaksanaan halakah ulama muda. Saat ini, ia menyebut GP Ansor DKI masih melihat perkembangan.
"Sesuatu yang diputuskan tidak boleh tergesa-gesa dan terburu-butu. Karena ini soal kemaslahatan umat. Kalau salah pilih itu lima tahun lho. Lima tahun puasa," ujar Azis.
Ansor sendiri merupakan organisasi sayap pemuda NU. (Baca: Pengurus Ansor DKI Dorong Sekda Saefullah Jadi Gubernur DKI)
Tanggapan Ahok
Sebagai pimpinan Saefullah di Pemprov DKI, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pernah melontarkan pendapat mengenai Saefullah. Basuki mengaku tak pernah melarang birokrat Pemprov DKI untuk berpolitik dan maju dalam Pilkada DKI 2017.
Hanya saja, ia meminta agar birokrat tersebut mengundurkan diri sebagai PNS. Ia kemudian mencontohkan Saefullah.
"Saya enggak tahu di DKI ini ada PNS yang berani muncul atau enggak? Kalau yang masih malu-malu muncul kan Saefullah," kata dia di Balai Kota, Senin (11/1/2016).
Saat wawancara berlangsung, Saefullah berdiri di belakang Basuki. Tak ada senyum yang tersungging dari bibir Saefullah. Ia terlihat serius sambil sesekali mengangguk mengamati pernyataan Basuki.
Pria yang akrab disapa Ahok itu mempersilakan jika Saefullah ingin maju dalam Pilkada DKI 2017.
"Saya kira berarti masyarakat akan mengorek-ngorek dia (Saefullah) nih. Apakah dia terlibat UPS (uninterruptible power supply) enggak, pas jadi Wali Kota (Jakarta Pusat) bagaimana kerjanya, hartanya gimana, pasti akan korek-korek nih. Menarik," kata Basuki.
Pendaftaran pasangan calon untuk Pilkada DKI 2017 baru akan berlangsung awal September 2016. Walaupun sampai saat ini ia belum pernah mengakuinya, masih ada kemungkinan bagi Saefullah untuk maju mencalonkan diri. Seperti yang pernah dilontarkannya.
"Kamu juga enggak tahu kan dua bulan ke depan mau ngapain. Sama, saya juga enggak tahu. Sekarang fokus saja puasa Ramadhan," kata dia. (Baca: Ahok, Djarot, Saefullah, dan Pilkada DKI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.