Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Deret dan Rusunawa Disiapkan untuk Warga Dadap

Kompas.com - 28/06/2016, 08:38 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana menata permukiman di Kampung Baru, Dadap, Kosambi, Tangerang. Setidaknya ada tiga rukun warga (RW) di 12 RT dengan penduduk sekitar 6.000 jiwa akan berdampak penataan.

Permukiman seluas 15 hektar itu akan ditata dengan membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dan kampung deret nelayan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Iskandar Mirsad mengungkapkan penataan akan dilakukan secara bertahap selama empat tahun.

Tahap pertama akan dilakukan tahun 2016 ini di area sekitar 4 hektar yang ditempati sekitar 378 kepala keluarga (KK) atau sekitar 1.000 jiwa.

Penataan akan didahului penertiban permukiman. Imbasnya para warga akan angkat kaki dari permukiman. Namun, Iskandar memastikan para warga tak akan terbengkalai. Pemerintah menyiapkan rumah kontrakan untuk para warga.

Rumah tersebut disediakan secara gratis selama 1,5 tahun. Letaknya pun tak jauh dari permukiman saat ini, yakni sekitar satu kilometer.

"Kami tak mungkin menata tanpa memikirkan warga kami," kata Iskandar di Komnas HAM, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Warga bisa kembali ke permukiman setelah pembangunan rusunawa dan kampung deret. Subjudul: Warga menolak Kendati demikian, rencana penataan dari pemerintah mendapat penolakan warga.

Para warga beralasan sudah puluhan tahun menempati daerahnya. Sehingga, menolak untuk ditata. Penolakan itu ditunjukkan mulai dari penerbitan SP-1 hingga SP-2. Saat pemberian SP-2 pun pada Selasa (10/5/2016) penolakan berakhir pada kericuhan.

Komnas HAM dan Ombudsman langsung turun tangan menengahi kisruh antara Pemkab Tangerang dan warga Dadap. Penerbitan SP-3 pun ditunda setelah ada kesepakatan antara dua pihak. Mediasi pun digagas.

Pada Senin (27/6) kemarin, harusnya dijadwalkan mediasi antara dua pihak. Namun mediasi gagal. Warga memilih "walk out" karena keberatan Pemkab Tangerang mengikutsertakan masa tandingan.

Masa tandingan yang dimaksud adalah warga Dadap yang setuju terhadap penggusuran. Mediasi direncanakan kembali pada besok, Rabu (29/6/2016). Sejumlah kesepakatan pun diterapkan, seperti mengikutsertakan warga yang setuju penataan. (Baca: Mediasi antara Pemkab Tangerang dan Warga Dadap Gagal )

Masing-masing pihak pun diminta hanya diberikan kuota 10 orang untuk mewakili mediasi.

"Insha Allah kalau hari ini negosiasi Komnas Ham kepadaa warga jadi, direncanakan (mediasi) Rabu besok. Itu kalau mereka siap. Kalau tidak jadi, setelah Lebaran," kata Iskandar.

Kompas TV Mediasi Warga Dadap Ricuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com