Samsia atau Alo (45) yang tinggal di Blok A mengaku Lebaran kali ini adalah waktu untuk menabung. Sebab, ia tak yakin pekerjaannya sebagai pemulung nanti akan mencukupi biaya sewa di rusun. Ia pun memilih tak berlebaran.
"Enggak masak-masak, saya enggak punya kompor, masak nasi sama mie di magic jar," kata Alo.
Ibu satu anak ini mengaku sejak pindah ke Rawa Bebek, biaya hidupnya bertambah. Dulu di Pasar Ikan, ia kadang bekerja sebagai pemulung atau pengamen yang sehari biasa mendapat di atas Rp 100.000 per harinya.
Namun kini, pendapatan Alo hanya cukup untuk makan ia dan satu anaknya sehari-hari.
"Di sini kan sepi, jauh ke mana-mana. Mau ngamen enggak bisa. Untungnya saya mulung di sini sendiri enggak ada saingan," kata Alo.
Namun, di tengah persoalan pelik yang dihadapi para orangtua, anak-anak di Rawa Bebek mengaku Lebaran ini lebih menyenangkan dari biasanya.
Sejak libur sekolah, Faris (10) dan teman-temannya asyik sejak pagi hingga malam bermain di selasar rusun. Pagi mereka bersepeda, siang bermain bola, dan menjelang malam main petasan.
"Enak tempat mainnya banyak. Dulu enggak boleh main petasan sekarang boleh di luar," kata Faris.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.