Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Warga Pasar Ikan, Merayakan Lebaran Cukup di Gubuk dan Tenda Pengungsian

Kompas.com - 05/07/2016, 04:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Senin (4/7/2016) malam, Ambo tampak tertidur sambil menikmati pijatan teman satu "kamar"-nya, Irwan, di kawasan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baik Ambo maupun Irwan adalah warga yang terdampak penggusuran kawasan pasar ikan.

Mereka kini menempati sebuah gubuk yang sama di kawasan bekas Pasar Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara.

Umur keduanya terpaut cukup jauh. Ambo berumur 60 tahun, sedangkan Irwan berumur 34 tahun.

Pada H-2 Lebaran ini, keduanya meratapi nasib yang sama. Ambo mengatakan bahwa barang-barangnya telah habis terkena penggusuran.

(Baca juga: Puasa yang Berbeda Bagi Warga Pasar Ikan di Rusun Rawa Bebek)

Tak ada sisa apa pun, kecuali beberapa helai pakaian yang bisa dia selamatkan. Ambo berasal dari Sulawesi, sama seperti mayoritas penduduk Pasar Akuarium lainnya.

Sebelum penggusuran kawasan Pasar Ikan, Ambo memang mengadu nasib seorang diri di Jakarta. Istri, anak-anak, dan cucunya ditinggalkan di Sulawesi.

Ambo mengaku pernah ditawari oleh anaknya untuk kembali pulang ke kampung halaman, tetapi tawaran itu dia tolak tanpa alasan yang jelas.

"Di sini sajalah, sudah enak di sini," ujar Ambo saat ditemui Kompas.com di Pasar Akuarium, Senin (4/7/2016).

Ambo akan merayakan Lebaran bersama temannya, Irwan, dan sejumlah eks warga Kampung Akuarium yang masih bertahan di tenda pengungsian.

Sama dengan Ambo, Irwan juga tidak akan pergi ke mana-mana saat Lebaran. Faktor ekonomi mengurungkan niatnya untuk bisa berkumpul bersama keluarganya yang juga berada di Sulawesi.

"Enggak ada uang Bang, mau ke mana? Kalau ada uang kan bisa ke mana-mana, ini uang saja enggak ada," ujar Irwan.

Ambo dan Irwan merupakan nelayan sekaligus penyedia jasa sewa perahu. Kehidupan keduanya bergantung pada laut.

Namun, pekan ini, laut seperti tak bersahabat dengan mereka. Menurut keduanya, cuaca cukup buruk membuat mereka sulit untuk melaut.

Tak hanya itu, setelah penggusuran, turis-turis asing yang biasa ramai menyewa perahu mereka juga tak pernah kelihatan lagi. Hal tersebut membut pendapatan mereka turun drastis.

Meski terpaut umur lebih dari 20 tahun, perawakan Ambo dan Irwan tak jauh berbeda. (Baca juga: Ahok Ingin Kembalikan Suasana Pasar Ikan seperti di Era VOC)

Keduanya memiliki tubuh kurus, hitam legam, khas tubuh seorang nelayan pesisir pantai.

Kendati tak bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman, Ambo dan Irwan mengaku bersyukur.

"Bersyukur saja Bang, Allah yang atur semua rejeki," ujar Irwan.

Selain Ambo dan Irwan, sejumlah warga Pasar Akuarium masih tampak berada di dalam gubuk dan tenda pengungsian.

Namun, malam ini, sebagian lampu dari dalam gubuk tak lagi hidup. Sebagian warga sudah kembali ke kampung halaman mereka. Ada pula sebagian warga yang masih bertahan menjadi "manusia perahu".

Kompas TV Tolak Relokasi, Nelayan Bertahan di Tenda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com