Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kompleks Hankam Cidodol Kaget Saat Diminta Mengosongkan Rumah

Kompas.com - 17/07/2016, 16:31 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Kompleks Hankam Cidodol, Kebayoran Lama, Minggu pagi (17/7/2016) mengadakan istighasah karena resah setelah menerima surat pengosongan dari Denma Mabes TNI.

Ketua Paguyuban Masyarakat Cidodol Noormantyo menuturkan sebanyak 46 warga di perumahan itu diminta mengosongkan rumah mereka tiga bulan setelah turunnya surat tertanggal 29 April itu.

"Kami enggak tahu tiba-tiba ada surat ini, cuma dijelaskan kami harus mengosongkan rumah berdasarkan rapat staf," kata Noormantyo kepada Kompas.com, Minggu (17/7/2016).

Dalam surat yang ditandatangani Dandema Mabes TNI Kolonel Infanteri T Beny Firmansyah itu menyebut bahwa rumah dinas Kemhan/Mabes TNI yang ditempati oleh mereka yang tidak berhak harus ditertibkan.

Mereka yang tidak berhak dalam hal ini adalah anak atau keturunan tentara atau PNS yang kedua orangtuanya sudah meninggal. Kebijakan ini didasarkan pada Surat Telegram Panglima TNI Nomor ST/94/2011 dan Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 30 Tahun 2009.

"Padahal kami sudah tinggal di sini dari tahun 60-an. Orangtua kami bangun ini dari rumah sederhana kayu, bata, dan seng," kata Noormantyo.

Warga juga mengaku selalu membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Kompleks tersebut masih di bawah pengawasan Kemhan melalui Danpleks (Komandan Kompleks) yang merupakan pegawai aktif Kemhan.

"Surat itu ditembuskan ke Panglima TNI, tapi saya tidak yakin suratnya sampai ke Panglima TNI," ujarnya.

Danpleks sendiri disebut tidak bisa berbuat banyak dan belum ada mediasi antara Denma Mabes TNI dengan warga. Untuk itu, paguyuban warga saat ini akan menyurati Panglima TNI untuk menanyakan kejelasan hunian mereka.

"Orangtua kami yang sekarang dimakamkan di Kalibata dulu juga berjuang untuk kemerdekaan. Masa negara tidak menghargai jasanya," ujar Noormantyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com