Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Truk Sampah DKI Jakarta Sering "Nombok" Uang Solar dan Tol

Kompas.com - 19/07/2016, 20:10 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Sebagian besar sopir dan kernet truk sampah di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantargebang mengungkapkan keluhannya dalam bekerja saat ditemui Kompas.com pada Selasa (19/7/2016) petang.

Bukan soal baunya sampah yang mereka angkut, melainkan tentang bekal dari Suku Dinas setempat di Jakarta yang tidak mencukupi selama mereka bekerja.

Salah satu sopir truk sampah, Anwar (50), mengaku hampir setiap hari terpaksa mengeluarkan uang tol sebesar Rp 50.000 dari kantongnya sendiri. Uang yang dikeluarkan itu sedianya dibekali oleh kepala seksi di tiap Suku Dinas Kebersihan yang ada di Jakarta.

"Sudah biasa, tiap hari 'nombok' melulu. Atasan itu suka enggak percaya kalau kami butuh sekian buat tol dan solar. Kadang solarnya juga pas-pasan banget, nambahin sedikit pakai duit sendiri," kata Anwar.

Menurut Anwar, setiap mereka ditugaskan mengangkut sampah, kepala seksi memberikan kartu yang dapat dipakai untuk membeli solar di SPBU. Tetapi, dalam kenyataannya, jatah solar untuk sekali perjalanan sering tidak cukup karena berbagai hal, seperti macet dan kendala teknis kendaraan di jalan. (Baca: Pengelola TPST Bantargebang Kecewa Tak Pernah Diajak Diskusi oleh Pemprov DKI)

Sopir truk sampah lain, Riyanto (45), menyebut pendapatan bersih yang dia bawa pulang bahkan tidak sampai 50 persen dari gaji setiap bulannya. Selain untuk uang solar dan tol, lamanya pembuangan sampah di TPST Bantargebang juga membuat mereka harus mengeluarkan uang lebih.

"Kayak sekarang, nih, nunggu sampah lagi dibuang, bisa lima jam sendiri, soalnya antre. Paling enggak, harus beli makan dan minum, paling minim ngopi. Sebulan kayak begitu terus, Rp 2 juta juga habis," tutur Riyanto.

Para sopir mengaku sudah sering menceritakan kendala pekerjaan mereka di lapangan kepada atasannya, namun tak kunjung ada perubahan. Sopir dan kernet truk sampah berharap, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bisa memperhatikan kebutuhan mereka sehingga tidak perlu "nombok" lagi. (Baca: Jika Punya Banyak Tempat Pengolahan, Pemprov DKI Tidak Perlu Banyak Truk Sampah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com