Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Pihak TPU, Pengawasan Lemah karena Jumlah Petugas yang Tak Sebanding dengan Makam

Kompas.com - 25/07/2016, 13:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berdiri di lahan seluas 16,9 hektar. Di lahan itu, terdapat 47.692 petak makam.

Menurut salah satu petugas TPU Karet Bivak, Midi, karena adanya puluhan ribu petak makam di sana, pengawasan terhadap keberadaan makam fiktif menjadi lemah.

"Pengawasannya kurang. Kita kan di sini PHL (pekerja harian lepas) cuma 56," ujar Midi kepada Kompas.com di TPU Karet Bivak, Senin (25/7/2016).

(Baca juga: Pemesan Bayar Rp 1,5 Juta untuk Makam Fiktif)

Midi yang sudah bekerja di TPU Karet Bivak sejak 2009 ini mengatakan bahwa dari 56 petugas, dua orang di antaranya bertugas sebagai pencari lubang untuk digunakan saat ada orang yang meninggal.

Sementara itu, tujuh orang lainnya bertindak tenaga administrasi, dan sisanya sebagai petugas kebersihan makam.

Minimnya jumlah petugas di TPU Karet Bivak ini membuat mereka kesulitan mengecek satu per satu petak makam.

"Kan ada hampir 50.000 (petak makam) jumlahnya. Kita enggak mungkin ngecek satu-satu. Kita kan enggak tahu juga itu asli atau enggak," kata dia.

Terlebih, lanjut dia, ketika makam fiktif itu menggunakan nama jenazah yang memiliki izin penggunaan tanah makam (IPTM).

Namun, IPTM tersebut ternyata diperpanjang oleh pemesan makam fiktif melalui oknum perawat makam, bukan oleh ahli waris.

Hal tersebut tidak diketahui oleh petugas TPU Karet Bivak karena seolah-olah ahli warisnya itulah yang memperpanjang melalui perawat makam.

Untuk mencegah makam fiktif, perpanjangan IPTM kini harus dilakukan dengan menyerahkan KTP dan kartu keluarga (KK) ahli waris yang bersangkutan.

(Baca juga: Terungkap Modus Perawat Makam Menjajakan Makam Fiktif)

Midi mengatakan, saat ini para petugas TPU Karet Bivak tengah mencari keberadaan makam-makam fiktif dan makam kedaluwarsa untuk dibongkar.

"Ada (makam) yang tanpa batu nisan. Itu yang kita cari, apakah itu benar-benar baru atau persediaan untuk makam fiktif," ucap Midi.

Terkait masalah ini, Kepala TPU Karet Bivak Saiman belum memberikan konfirmasi karena tengah mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com