Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas soal Modus Pembelian Makam Fiktif di TPU Pondok Ranggon

Kompas.com - 25/07/2016, 18:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu petugas makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Minar (51), mengungkap praktik pembelian makam palsu di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Pembelian tersebut ternyata melibatkan mantan PNS DKI berinisial S yang dulu mengurus TPU tersebut. Pembelinya yakni seorang warga berinisial BS.

"Itu (belinya) sejak 2013 sama Pak S. Pak S ini PNS sini, tapi sudah meninggal," kata Minar, di TPU Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/7/2016).

BS disebut membeli dua makam di bagian depan TPU Pondok Ranggon seharga Rp 7,5 juta. Bagaimana pembayarannya ia tidak tahu. Minar juga mengaku tak tahu siapa saja rekannya yang bermain.

"Orang di sini (pengurus makam) kan bukan puluhan, tapi ratusan. Kerjaan saya kan bukan ngawasi orang, tapi ngurusin makam," ujar pria yang sejak 1987 bekerja di TPU Pondok Ranggon.

Dirinya juga membantah menerima uang pembelian makam. Minar malah mengungkap ke pihak Kepala TPU empat di antara 28 temuan makam fiktif di TPU Pondok Ranggon.

Empat makam fiktif itu dulunya sebuah jalan. Tapi tiba-tiba ada gundukan makam yang ternyata fiktif. (Baca: Mengapa Orang Memesan Makam Sebelum Meninggal?)

Kepala Sudin Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Timur Christian Tamora Hutagalung mengakui, untuk menelusuri jejak pekerja yang membuat makam fiktif itu sulit. Pasalnya, para pekerja lepas di makam itu berdalih tidak tahu.

Namun, Christian menyatakan, tentu praktik ilegal itu menguntungkan oknum pengurus (penggali) makam dan oknum perawat makam. Karena sulit diungkap, pihaknya menyatakan belum ada yang diberi sanksi.

"Sanksi sekarang untuk menelusuri siapa yang membuat makan fikrif ini enggak ada yang ngaku. Ya sudah yang penting kalau ditemukan fiktif, bongkar saja," ujarnya. (Baca: Puluhan Makam Fiktif di TPU Pondok Ranggon Dibongkar)

Kompas TV Anak Penyapu Makam, Mengharap Rezeki dari Peziarah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com