JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan politisi Partai Golkar Nusron Wahid belum resmi menjadi ketua tim suksesnya. Basuki mengatakan hal itu harus dikoordinasikan lagi dengan 3 partai politik pendukungnya.
"Sementara 3 partai kan mesti ada koordinator untuk ngatur-ngatur, dia (Nusron) belum resmi jadi timses," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (29/7/2016).
Basuki mengatakan banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menjadi ketua tim sukses. Jika Nusron Wahid menjadi ketua timses, kata Basuki, Nusron pasti harus mengurus jabatannya sebagai Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) juga.
"Kalau resmi kan dia harus berhenti," ujar Basuki. (Baca: Cerita Nusron Wahid Nyaris "Berantem" dengan Ahok gara-gara Pengajian)
Nusron Wahid pertama kali disebut menjadi ketua timses oleh politisi Partai Golkar Yorrys Raweyai. Partai Golkar merupakan satu dari tiga partai politik yang menyatakan kesediaannya menjadi kendaraan politik Ahok mengikuti Pilkada DKI 2017.
Dua partai lainnya adalah Nasdem dan Hanura. Perolehan kursi Golkar, Nasdem, dan Hanura, di DPRD DKI memenuhi syarat minimal perolehan kursi bagi gabungan partai mengusung pasangan calon kepala daerah sendiri.
Jumlah kursi di DPRD DKI milik Golkar, Nasdem, dan Hanura mencapai 24 kursi jika digabungkan. Adapun jumlah minimal kursi di DPRD DKI bagi parpol atau gabungan parpol yang ingin mengusung pasangan calon gubernur dan wakilnya adalah 22 kursi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.