Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penjaga Pelintasan Kereta dan Ketidakdisiplinan Masyarakat

Kompas.com - 08/08/2016, 10:44 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Lalu lintas tak begitu padat di Jalan Bintaro Permai siang itu. Namun bagi penjaga palang pintu pelintasan Bintaro Permai, Muhammad Syukur, tak ada bedanya. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, sehingga ia tetap harus bangkit dari bangkunya untuk memeringati para pengemudi dan pejalan kaki agar tidak menyeberang.

"Ah di sini semua orang melanggar, kalau masalah ngasih tahu, semua saya lakuin supaya selamat. Kalau masih nggak bisa dikasih tahu juga, biar saja ketabrak," kata Syukur, saat ditemui di sela-sela kesibukannya, Sabtu (6/8/2016).

Syukur mengatakan, pekerjaannya memang membutuhkan penahan emosi ekstra. Sebab menurutnya sulit sekali mengingatkan orang mengenai keselamatan. Meski berperawakan kecil, kurus, dan tinggi 1,65 meter, Syukur mengaku dirinya jago bela diri.

Di ruang kerjanya, pos penjagaan pelintasan JPL 57a Pondok Betung dengan luas 3 x 4 meter, ada sebuah kamar mandi, dipan, meja berisi telepon, radio, dan di sampingnya terdapat panel besar untuk membunyikan sirine serta membuka tutup palang pintu kereta api.

Di pojokan jendela, Syukur juga meletakkan bungkus rokok yang diisi batu-batu dari rel kereta.

"Oh itu, buat nimpukin kaca mobil," katanya.

Kaca mobil dari mobil mewah hingga mobil angkot memang sering jadi sasaran Syukur dan tiga rekan kerjanya. Mobil-mobil yang sering mereka timpuki batu adalah pelanggar yang tak mengindahkan rambu-rambu.

"Paling sering sih saya berantem sama angkot, pernah juga cewek naik mobil keren tapi lawan arah saya timpuk juga," ujarnya.


Orang gila hingga lansia

Ada-ada saja kelakuan orang melanggar lalu lintas. Suara sirine yang memekik dan pintu yang memalangi pelintasan sering kali tidak diacuhkan pengendara. Pelintasan Bintaro Permai sebenarnya satu arah. Kendaraan hanya boleh melintas dari arah Bintaro menuju Tanah Kusir.

Dari arah Tanah Kusir, di pertigaan Jalan Veteran, kendaraan sudah dilarang berbelok ke Jalan Bintaro Permai. Sebabnya, Kecelakaan maut pada Desember 2013 lalu yang diduga karena kemacetan menyebabkan kereta commuter line menabrak sebuah truk tanki bensin Pertamina.

Sejak saat itu, sudah tak ada lagi palang bagi badan jalan dari arah Tanah Kusir. Ketidakdisiplinan masyarakat yang masih melintasi jalan itu membuat Syukur dan kawan-kawan harus memberi tahu para pengendara yang hendak melintas.

Beberapa hari lalu, seorang wanita pengemudi Go-Jek robek pahanya serta patah tulangnya karena melawan arah di pelintasan tersebut. Sudah melawan arah, ia tidak mengindahkan rambu dari penjaga pintu kereta yang memperingatkan bahwa kereta datang dari dua arah. Akibatnya, ia tertabrak kereta. Motornya hancur masuk ke kolong kereta sementara tubuhnya terpental.

"Kalau setahun ini kayaknya sudah ada sekitar lima deh kecelakaan kereta di dekat-dekat sini," ucap Syukur.

Itu baru yang benar-benar kecelakaan. Kalau yang nyaris, katanya, mungkin sudah puluhan. Belum lama, Syukur menuturkan ada pengendara motor hampir saja tertabrak. Syukur menuturkan keanehan adanya unsur kesengajaan.

"Waktu itu nggak ada kereta, dia berhenti sebelah pos, matiin motor, terus bakar rokok. Dia tanya ke saya kereta habis ini datang dari arah mana, saya jawab saja kan saya pikir pengin tahu saja. Eh pas kereta beneran mau lewat saya lihat kereta dekat mungkin nggak sampai 200 meter, tuh orang buang rokok langsung ngegas nyebrang," kata Syukur.

Ia kesal bukan main. Beberapa hari setelahnya ia pun menunggu orang itu lewat lagi. Saat lewat, Syukur memberhentikan dan mengajak orang itu bicara. Namun ia hanya dapat geleng-geleng kepala saat orang yang diajaknya bicara mengaku sebagai seorang pendeta yang bisa membangkitkan nyawa lagi.

"Saya tanya sama orang sekitar ternyata dia memang sering begitu, orang gila ternyata, kalau gila sendiri di rumah sih nggak apa-apa, ini gilanya nyusahin orang lain," ujarnya.

Belum lama juga, Syukur berhasil menyelamatkan dua nyawa lansia. Kala itu, kereta akan datang dari dua arah sehingga para pengendara diminta jangan melintas sebelum sirine benar-benar berhenti dan palang terbuka.

Ada pasangan lansia yang berjalan kaki, segera diingatkan. Namun setelah kereta pertama melintas, Syukur melihat keduanya sedang menyeberang. Sontak, Syukur lari dari kursinya dan segera menyeret keduanya untuk segera maju.

"Saya refleks langsung. Itu kereta sama punggung saya jaraknya cuma dua senti mungkin. Kerasa banget. Saya langsung lemas. Orang-orang tumben tuh pada sabar kereta udah lewat palangnya masih nutup. Saya nggak buru-buru balik ke pos buka palang, lemas banget saya," ujarnya.


Macam-macam cerita Syukur memaki para pengendara. Jika melihat pengendara yang tidak mengindahkan peringatan, hanya cacian yang bisa keluar dari mulutnya.

Tak jarang ia dihampiri untuk diajak berkelahi. Namun tak jarang pula orang menyambangi posnya untuk memberi uang. Dengan gaji pas-pasan, Syukur yang harusnya hanya menjaga jalur kereta, memiliki tugas lebih untuk menyelamatkan nyawa pengendara.

"Heran saya kadang-kadang, kenapa ya orang tuh susah banget patuh padahal buat keselamatan dia sendiri. Ya nggak apa lah saya ekstra, nggak ada salahnya kita saling mengingatkan," keluhnya.

Trauma tabrakan maut

Perhatian Syukur pada antisipasi kecelakaan bukan tanpa alasan. Masih teringat jelas di kepalanya detik-detik kecelakaan maut di pelintasan itu pada Desember 2013 silam. Syukur kala itu belum bekerja sebagai penjaga pelintasan. Ia masih bekerja di bagian perawatan dan pemeliharaan, yang pada siang hari di 13 Desember itu, sedang menyiangi rumput tak jauh dari tempat kejadian.

Ketika beristirahat di pohon sebelah pelintasan kereta, Syukur menjadi saksi mata bagaimana kecelakaan itu dapat dihindari jika orang mematuhi rambu lalu lintas.

"Kalau mau tahu, itu salah sopir tanki. Peraturannya jelas, sirine bunyi kendaraan berhenti. Sirine bunyi pas mobil itu masih ada di masjid," ujarnya.

Masjid itu terletak sekitar 200 meter dari pelintasan kereta. Saat sirine berbunyi, palang memang tak langsung tertutup. Kata Syukur, palang di sisi arah Bintaro saat itu setengah tertutup, sementara dari sisi arah Tanah Kusir belum tertutup. Namun, Syukur melihat mobil tanki itu tetap melintas.

Ia mengatakan saat itu ada waktu sekitar satu menit bagi sopir truk untuk maju menghindari kecelakaan. Namun ia melihat tanki berisi 24.000 liter premium itu diam begitu saja.

"Waktu itu memang macet, tapi dia masih bisa maju. Semua orang teriakin dia suruh maju. Dia malah nggak keluar," katanya.

Syukur menuturkan saat itu semua orang tahu tabrakan tidak terhindarkan lagi. Semboyan 48 dan genta sudah diberikan agar kereta berhenti. Namun meski sudah mengerem tiga kali, kereta tak bisa berhenti karena sudah terlambat.

"Satu detik kereta mau nabrak tanki saya nunduk karena saya persis di depan. Orang di belakang saya nggak nunduk terbakar wajahnya kena ledakan," ujarnya.

Syukur menduga adanya unsur kelalaian dari sopir truk itu. Sebab kendaraan lain saat itu berhenti. Ia pun sempat mengamuk saat jadi saksi di kantor polisi sebab dikonfrontir dengan saksi lain yang mengatakan saat itu sirine tidak bunyi dan palang belum tutup.

"Kurang ajar orang itu, bohong kalau dia bilang nggak bunyi, setelah dikonfrontir sama keterangan saya ternyata itu orang juga mau nerabas, ngelanggar juga dia ternyata," ujarnya.

Seperti namanya, ia hanya bersyukur kala itu selamat dari kecelakaan yang menewaskan tujuh orang dan melukai 73 lainnya. Bagi Syukur yang telah bertahun-tahun lamanya kerja di industri perkeretaapian, sebagian besar insiden menurutnya merupakan hasil dari kelalaian manusia.

Ia hanya berharap masyarakat dapat mengambil pelajaran dari banyaknya kecelakaan yang terjadi agar lebih berhati-hati lagi.

"Prinsip saya, selama masih bisa menyelamatkan orang dan diri saya sendiri, saya lakukan. Tapi kalau memang tidak bisa, biar jadi pelajaran aja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com