Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Rusun Rawa Bebek yang Disebut Ahok Bikin "Ngiler"

Kompas.com - 11/08/2016, 06:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Jalan beraspal yang menjadi akses masuk ke Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, terasa masih bergelombang. Rusun dan jalan itu sama-sama nampak baru selesai dikerjakan.

Pasir berwarna hitam masih belum melekat betul di permukaan jalan beraspal itu. Beberapa pekan sebelumnya belum ada jalan permanen menuju Rusun Rawa Bebek, jalannya masih berupa tanah merah dan ada kubangan air bekas hujan.

Tapi pada Rabu (10/8/2016), jalan akses menuju rusun baru yang terhubung dengan Jalan Inspeksi Kanal Banjir Timur itu dapat dilintasi kendaraan. Kurang dari 100 meter jaraknya untuk sampai dari depan ke dalam rusun.

Rusun baru itu bersebelahan dengan empat blok rusun yang masih dibangun. Blok yang belum jadi adalah milik Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI, yang dibangun dengan biaya APBD.

Sedangkan rusun yang sudah jadi adalah kewajiban pengembang, yang tiga di antaranya sudah bisa ditempati, sementara satu blok masih dalam tahap penyelesaian.

Rusun baru yang berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, yang disebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bikin ngiler.

Bangunan lima lantai itu terlihat cerah karena baru dicat. Tiga blok yang sudah bisa ditempati bervariasi warnanya, mulai orange-putih, hijau-putih, dan merah tua-putih.

Dari lantai dasar sampai di dalam ruangan semua dilapisi keramik putih. Tapi halaman bawahnya belum selesai dibuat taman. Hanya saja jalur untuk berjalan kaki yang menghubungkan tiap bloknya sudah dibuat dengan susunan paving block.

Lantai dasar rusun dibuat seperti selasar yang berhadapan dengan ruangan untuk fasilitas umum seperti toko, dan lainnya. Untuk sampai ke lantai hunian aksesnya melalui anak tangga mulai dari lantai dasar sampai lantai paling atas.

Inilah rumah baru bagi warga yang terkena dampak normalisasi Sungai Ciliwung, di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Relokasi akan dilakukan tidak lama lagi.

Model huniannya adalah tipe 36 atau dengan luas 6x6 meter persegi. Di dalamnya terdapat dua kamar tidur, ruang keluarga, dapur, toilet, serta sedikit ruang terbuka di bagian belakang. Fasilitas listrik dan air PAM sudah tersambung dan membuat rusun ini sangat layak dihuni.

"Dari segi fisik kita memang bisa lihat bagus ya. Kelihatannya rapi kalau yang sekarang," kata Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Arifin, Rabu (10/8/2016).

Tempat jemuran di belakang dipasangi tralis. Tidak perlu lagi penghuni nanti gantung-gantung jemuran sampai keluar tembok yang bakal membuat kesan berantakan.

"Enggak terkesan seperti rumah susun yang lain, ada tralis kan jadi enggak dikeluar-keluarin jemurannya," ujar Arifin.

Setiap tempat tinggal, kata Arifin, dibuat jendela yang ada di depan dan belakang. Tujuannya agar sirkulasi udara yang masuk ke hunian vertikal itu lancar.

"Sirkulasi udara bagus, depan belakang ada jendela yang bisa terbuka kecil, itu kan bagian yang menyehatkan," kata Arifin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com