Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2016, 13:50 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Psikiater forensik, Natalia Widiasih Raharjanti, yang menjadi saksi ahli dalam sidang perkara kematian Wayan Mirna Salihin, mengatakan kondisi Jessica Kumala Wongso, terdakwa dalam kasus itu, baik-baik saja pada tahun 2007-2008.

Baru pada akhir 2015 Jessica mengalami banyak tekanan.

"Jessica baik-baik saja selama 2007-2008. Semua permasalahan muncul November sampai Desember 2015. Saat itu banyak hal yang bikin dia enggak nyaman," kata Natalia pada persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Natalia mengatakan hal itu berdasarkan catatan dari kepolisian New South Walles (NSW), Australia. Ia merupakan psikiater yang memeriksa kejiwaan Jessica pada 11-16 Februari 2016.

Ada pun Jessica, sebelumnya kuliah dan kerja di Australia. Ia baru pulang ke Indonesia pada akhir Desember 2015.

Natalia dan tim psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) diberikan fasilitas oleh polisi New South Walles untuk mewawancarai rekan kerja Jessica. Natalia menyebutkan ada tipe-tipe kepribadian rekan kerja Jessica yang membuatnya nyaman.

"Ada rekan kerja yang mampu membuat Jessica nyaman. Kalau terperiksa ada di dekat tipe-tipe yang bisa memberikan saran, kondisinya sangat stabil," kata Natalia.

Namun ia menyebutkan kondisi emosi Jessica akan melonjak ketika dihadapkan dengan mantan pacarnya, Patrick.

"Kami melihat pada figur Patrick, pacar, terlihat situasi hubungan tidak baik, terjadi peningkatan eskalasi emosi," kata Natalia.

Rekan kerja Jessica mengungkapkan bahwa Jessica merupakan orang yang baik. Namun, perubahan sikap Jessica terlihat pada akhir 2015.

"Semua rekan kerja melihat Jessica tipe orang yang baik. Mereka tidak pernah melihat ada yang salah dengan Jessica. Mereka kaget saat ada kemarahan, masuk rumah sakit, dan mengira ada hubungannya sama putus pacarnya," kata Natalia.

Wayan Mirna Salihin meninggal setelah minum es kopi vietnam yang dipesan Jessica Kumala Wongso di kafe Olivier, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada 6 Januari 2016. Jessica kemudian menjadi terdakwa kasus tersebut. Ia didakwa telah melakukan pembunuhan berencana.

Kompas TV Otto H: Semua Pihak Harus Punya Akses kepada Keadilan!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

DPRD DKI Minta Pembahasan RUU DKJ Libatkan Akademisi hingga Perwakilan Masyarakat di Jakarta

DPRD DKI Minta Pembahasan RUU DKJ Libatkan Akademisi hingga Perwakilan Masyarakat di Jakarta

Megapolitan
KemenPPPA: Baru Kali Ini Ada Kasus 4 Anak Dibunuh dalam Waktu Bersamaan

KemenPPPA: Baru Kali Ini Ada Kasus 4 Anak Dibunuh dalam Waktu Bersamaan

Megapolitan
Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur dari Lapas Tangerang Dikenal Tak Mau Bersosialisasi

Tahanan Kasus Penganiayaan yang Kabur dari Lapas Tangerang Dikenal Tak Mau Bersosialisasi

Megapolitan
Senangnya Emak-emak Ikut “Sekolah Lansia” di Cempaka Putih: Berasa ABG Lagi!

Senangnya Emak-emak Ikut “Sekolah Lansia” di Cempaka Putih: Berasa ABG Lagi!

Megapolitan
Protes Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, F-Demokrat DKI: Apa Artinya Otonomi?

Protes Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, F-Demokrat DKI: Apa Artinya Otonomi?

Megapolitan
10 Pintu Air untuk Kendalikan Banjir di Jakarta Timur Rampung Dibangun

10 Pintu Air untuk Kendalikan Banjir di Jakarta Timur Rampung Dibangun

Megapolitan
Minta Sumbangan ke Warga, WN Pakistan Ditangkap di Cengkareng

Minta Sumbangan ke Warga, WN Pakistan Ditangkap di Cengkareng

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, F-Demokrat: Jangan Cabut Suara Rakyat!

RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Dipilih Presiden, F-Demokrat: Jangan Cabut Suara Rakyat!

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Truk Bermuatan Babi Terguling di Tol Jagorawi

Sopir Diduga Mengantuk, Truk Bermuatan Babi Terguling di Tol Jagorawi

Megapolitan
RS Polri Pastikan Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa

RS Polri Pastikan Tak Ada Luka Tusuk pada Tubuh 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa

Megapolitan
Dinkes DKI Buka Sentra Vaksinasi Covid-19, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Dinkes DKI Buka Sentra Vaksinasi Covid-19, Ini Lokasi dan Jadwalnya

Megapolitan
Curiga 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah Alami Luka Lebam, Polisi Lakukan Pemeriksaan Histopatologi

Curiga 4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah Alami Luka Lebam, Polisi Lakukan Pemeriksaan Histopatologi

Megapolitan
Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Merintih Saat Dianiaya Suami, Bilang “Jangan Pak, Ampun”

Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa Merintih Saat Dianiaya Suami, Bilang “Jangan Pak, Ampun”

Megapolitan
Seandainya Polisi Segera Tangani KDRT Suami-Istri di Jagakarsa, Mungkinkah 4 Anaknya Bisa Terselamatkan?

Seandainya Polisi Segera Tangani KDRT Suami-Istri di Jagakarsa, Mungkinkah 4 Anaknya Bisa Terselamatkan?

Megapolitan
4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa Meninggal dalam Waktu Hampir Sama

4 Anak yang Diduga Dibunuh Ayah di Jagakarsa Meninggal dalam Waktu Hampir Sama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com