Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Pilkada DKI 2 Putaran, Ahok Berpotensi Harus Cuti 6 Bulan

Kompas.com - 18/08/2016, 18:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan dirinya berpotensi cuti hampir enam bulan, jika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 nantinya harus digelar hingga 2 putaran.

Kondisi itulah yang akan menjadi salah satu materi keberatan yang ingin disampaikan Ahok ke hakim Mahkamah Konstitusi pada 22 Agustus. Menurut Ahok, Pilkada DKI 2017 bisa saja digelar hingga dua putaran jika nantinya diikuti lebih dari 2 pasang calon.

Dengan diikuti lebih dari 2 pasang calon, maka memungkinan suara pasangan pemenang putaran pertama tidak mencapai lebih dari 50 persen.

"Ini DKI lho, bukan daerah lain. Kalau dua putaran saya mesti hampir dua bulan lagi berhenti lagi. Berarti saya enam bulan dong tidak kerja," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (18/8/2016).

Ahok dijadwalkan akan datang ke Gedung MK pada 22 Agustus 2016. Kedatangannya bertujuan untuk menerangkan keberatannya terhadap kewajiban cuti bagi kepala daerah petahana selama masa kampanye yang diatur dalam Undang-undang Pilkada.

Ahok diketahui mengajukan judicial review terhadap aturan tersebut. Ahok keberatan terhadap kewajiban cuti selama hampir 4 bulan yang harus dijalaninya pada kurun waktu Oktober 2016-Februari 2017. (Baca: Ketua KPU Pastikan Petahana yang Tak Cuti Akan Dapat Sanksi)

Jika dijumlahkan, Ahok menyebut dirinya wajib cuti selama 100 hari. Menurut Ahok, 100 hari merupakan jangka waktu yang terlalu lama baginya untuk cuti. Ia membandingkan dengan peraturan tidak hadir yang dikenakan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS), Polri, dan TNI.

"PNS 45 hari tidak masuk kerja saja itu langsung diberhentikan tanpa hormat. Kalau tentara dan polisi langasung desersi. Saya disuruh berhenti di atas 100-an hari coba," ujar Ahok.

Kompas TV Ahok Buka Peluang Berduet Dengan PDI-P
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com