Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Kemang Salah Siapa?

Kompas.com - 30/08/2016, 10:25 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

Asisten Sekda Bidang Pembangunan DKI Jakarta, Gamal Sinurat pada waktu itu menjelaskan ke Ombudsman bahwa 10-15 tahun lalu, beberapa wilayah di Jakarta terjadi perubahan fungsi kegiatan yang bersifat masif. Salah satunya adalah Kemang.

Hingga tahun 2014, Pemprov DKI Jakarta mendalami permasalahan itu dengan melibatkan pakar, akademisi, masyarakat terdampak, serta stakeholder terkait.

"Hal yang menarik dari perda ini (Perda Nomor 1 Tahun 2014), dalam beberapa koridor tertentu seperti Kemang dan Duren Tiga tetap sebagai fungsi hunian. Namun memberikan kesempatan pada pemilik lahan untuk mengoptimalkan fungsi lahan, serta memanfaatkan sebagian lantai bangunannya maksimal 50 persen," kata Gamal di kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2016).

Kemang Village

Salah satu pembangunan yang menjadi sorotan dalam peristiwa banjir kemarin adalah Kemang Village. Ahok sempat menuding Kemang Village tak membangun tandon air. Ia kemudian membenarkan bahwa tandon itu ada namun tidak bisa menjadi solusi banjir di Kemang.

Sebab menurutnya, tandon Kemang Village memiliki keterbatasan jika dibandingkan dengan waduk. Ahok lantas mengatakan bahwa bagunan yang kini milik superblok Kemang Village seharusnya tidak ada dan bisa menjadi tanah serapan.

Izin pembangunan Kemang Village sendiri keluar pertama kali pada 2007. Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) Kemang Village diproses oleh Dinas Tata Ruang melalui mekanisme Rapat Pimpinan (Rapim) yang dipimpin langsung oleh Gubernur DKI Jakarta.

Adapun pada April 2007, gubernur yang tengah menjabat adalah Sutiyoso.

Corporate Water Planning LPKR Cornelia Retno mengatakan, retention pond atau tandon air yang dibangun oleh Kemang Village justru meringankan banjir akibat luapan Kali Krukut yang terjadi di Kemang itu.

"Kami berkali-kali konsultasi ke TPAK (tim penasihat arsitektur kota), secara konstruksi oke, harusnya Kemang Village malah jadi role model (panutan)," ujar Retno kepada Kompas.com, Senin (29/8/2016).

Dalam kewajibannya, LPKR harus membangun bak air agar wilayahnya tak terkena banjir sebab Kali Krukut meliuk di sekitarnya. LPKR pun membangun tandon berkapasitas 100.000 dari keharusan 86.000.

Menurut Retno, cara kerja tandon ini cukup sederhana. Jika Kali Krukut menyentuh ketinggian pintu air, maka alarm akan berbunyi dan pintu air dibuka. Air dari Kali Krukut lalu masuk dan ditampung di tandon air yang berada di bawah teras Kemang Village.

Setelah Kali Krukut surut, barulah air dari tandon dibuang kembali ke Kali Krukut untuk bisa menampung lagi jika dibutuhkan.

Saat Kali Krukut meluap pada Sabtu kemarin, Retno mengatakan, pihaknya membiarkan pintu air terbuka hingga ketinggian air Kali Krukut dan tandon sama.

Membereskan Kemang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com