Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Karyawan PT Transjakarta yang Dipecat Minta Ditunjukkan Apa Salah Mereka

Kompas.com - 06/09/2016, 19:29 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah mantan karyawan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) yang kena PHK atau pemutusan hubungan kerja per 1 Juli 2016 lalu menginginkan kejelasan pihak perusahaan tentang pertimbangan mereka diberhentikan.

Hal itu diungkapkan dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah mantan karyawan konsorsium yang menjadi operator bus transjakarta di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2016).

"Coba tunjukin jeleknya kami di mana. Kalau memang kami ada salah, ada prosedur teguran sampai SP-1 (surat peringatan pertama) sampai SP-3 (surat peringatan ketiga), baru dikasih surat PHK. Ini tiba-tiba, enggak ada angin enggak ada apa, malah dikasih surat PHK," kata salah satu mantan karyawan, Agusthina Patty, kepada pewarta.

Patty sudah bekerja di PT Transjakarta sebagai staf unit swakelola operasional bus selama delapan tahun lima bulan. Selama dia bekerja, setiap tahun, kontraknya selalu diperbarui. Bahkan, Patty mengaku selalu mengajukan surat lamaran kembali setiap tahun agar perpanjangan kontraknya dapat diproses.

"Itu kan seperti mulai dari nol lagi. Padahal, selama bekerja, enggak ada masalah. Seharusnya kalau menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, saya dan kawan-kawan yang sudah lama ini sudah bisa diangkat sebagai karyawan tetap. Namun, kenyataannya?" tutur Patty.

Mantan karyawan PT Transjakarta lainnya, Adi Perdana, menilai ada yang janggal dalam manajemen PT Transjakarta. Kejanggalan itu meliputi gaji pokok yang dipatok di bawah upah minimum provinsi (UMP), potongan BPJS yang mengacu ke gaji pokok dengan nominal yang berbeda, tidak adanya seragam, sampai soal penyampaian informasi dari pihak perusahaan.

"Bicara komunikasi dari perusahaan ke kami, itu enggak pernah pakai surat resmi, selalu cuma berdasarkan omongan. Kalau omongan saja, kan bisa berubah-ubah," ucap Adi yang sudah bekerja lebih dari sepuluh tahun.

Para mantan karyawan PT Transjakarta itu telah mengadukan nasib mereka ke Komnas HAM pada pekan lalu. Komnas HAM telah bersedia untuk memperjuangkan hak mereka dan turut membantu menjadwalkan mediasi antara mantan karyawan dan pihak perusahaan dalam rangka mencari jalan keluar permasalahan tersebut. (Baca: Dipecat akibat Pergub Ahok, Mantan Karyawan Operator Bus Transjakarta Unjuk Rasa)

Kompas TV Cerita Sopir Bus Transjakarta Saat Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Anies Enggan Tanggapi Calon Kompetitor: Lebih Penting Memikirkan Nasib Warga

Megapolitan
Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Heru Budi: Selamat Idul Adha, Selamat Libur Panjang...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com