Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Karyawan Konsorsium Operator Transjakarta Keluhkan Manajemen yang Buruk

Kompas.com - 06/09/2016, 18:21 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Belasan perwakilan mantan karyawan konsorsium yang menjadi operator bus transjakarta angkat bicara tentang apa yang menimpa mereka selama beberapa bulan terakhir. Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium yang dimaksud adalah PT Trans Batavia, PT Jakarta Mega Trans, dan PT Jakarta Trans Metropolitan.

"Saya adalah salah satu dari 200-an karyawan PT Jakarta Mega Trans atau JMT yang di-PHK (pemutusan hubungan kerja) setelah habis kontrak PT Transjakarta dengan PT JMT. Kami dibuang seperti sampah. Terakhir kami kerja itu 31 Mei 2016 kemarin," kata Bangun, salah satu mantan karyawan PT JMT, dalam sebuah pertemuan di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2016).

Bangun mengeluhkan kondisi saat ini, ketika beberapa perusahaan dari konsorsium tersebut, yakni PPD dan Mayasari Bakti, masih bisa mengoperasikan busnya seperti biasa. Sementara itu, dia dan teman-temannya sesama pengemudi tidak diizinkan lagi mengendarai bus transjakarta karena sudah di-PHK oleh pihak perusahaan.

Senada dengan Bangun, mantan karyawan PT Trans Batavia, Wahyu Gupitawati, mengaku, dia dan ratusan rekan kerjanya secara mendadak diberhentikan total dan tidak digaji lagi. Pemberhentian atau PHK dari perusahaan ditetapkan pada 15 Januari 2016 tanpa alasan yang jelas.

"Di hari itu, saya pagi-pagi datang ke pul, tahu-tahu enggak boleh bawa bus lagi. Siangnya baru ada pemberitahuan, kalau kontrak sama PT Transjakarta sudah habis. Kami kebingungan, sampai sekarang ada yang sudah kerja lagi kayak jadi tukang ojek atau jualan, ada juga yang masih menganggur," tutur Wahyu.

Menurut Wahyu, ada total 414 karyawan PT Trans Batavia yang di-PHK per tanggal 15 Januari 2016 lalu. Separuh dari mereka sudah tidak lagi berada pada usia produktif sehingga kesulitan untuk mencari pekerjaan yang baru.

"Bayangkan, kami tidak digaji, dikasih pesangon pun tidak. Ada info kami mau dimutasi dipekerjakan di PT Transjakarta. Kenyataannya, tidak ada panggilan, sampai kami coba lamar sendiri, usaha sendiri, tetap tidak ada tanggapan," ujar Wahyu.

Rata-rata mantan karyawan yang hadir sudah bekerja di atas delapan tahun. Turut hadir sejumlah mantan karyawan PT Transjakarta yang mengaku di-PHK tanpa penjelasan apa pun. Mereka adalah mantan karyawan yang sempat mengadukan nasib mereka ke Komnas HAM, beberapa hari yang lalu. (Baca: Dipecat akibat Pergub Ahok, Mantan Karyawan Operator Bus Transjakarta Unjuk Rasa)

Kompas TV Pengemudi Transjakarta Rayakan Lebaran di Jalan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com