Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmawan Perlihatkan Foto Saat Jenazah Mirna Keluarkan Bercak Merah

Kompas.com - 07/09/2016, 10:45 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin kembali digelar pada Rabu (7/9/2016) pagi ini. Sebelum sidang berlangsung, ayah Mirna, Darmawan Salihin, terlihat mendatangi meja jaksa penuntut umum (JPU).

Menurut pantauan Kompas.com, Darmawan membawa beberapa lembar foto yang dilapisi map transparan. Dia langsung meletakkan dua lembar foto ke meja JPU. Dia tidak bicara sama sekali dengan para jaksa yang sedang bersiap.

Setelah itu, Darmawan menghampiri meja majelis hakim. Dia meletakkan dua lembar foto di tiap-tiap meja hakim. Saat itu, majelis hakim belum masuk ke dalam ruang sidang.

Kepada wartawan di luar ruang sidang, Darmawan memperlihatkan foto yang dia berikan kepada jaksa penuntut umum dan hakim. Jumlahnya dua foto.

Foto pertama menunjukkan wajah Mirna ketika baru saja meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo. Foto kedua menunjukkan wajah Mirna sesaat setelah dimandikan di Rumah Duka Dharmais.

"Jadi, ini foto dari pembantu adik istri saya. Dia memang foto buat kenang-kenangan. Pas nonton di TV, dia dengar ada kesaksian ahli bilang ada keluar merah-merah, warnanya seperti red cherry."

"Terus, dia lihat-lihat lagi fotonya. Dia bilang, 'Loh, saya foto waktu itu warnanya merah begitu.' Dikasih lihat ke saya. Saya kaget, sampai shock saya lihat foto itu," kata Darmawan.

Darmawan membandingkan kedua foto tersebut. Ketika Mirna baru saja meninggal, wajahnya masih putih dan tidak ada perubahan. Perubahan baru tampak beberapa hari setelahnya ketika Mirna sudah disemayamkan di rumah duka.

Menurut dia, bukti foto tersebut mendukung pernyataan bahwa Mirna meninggal karena keracunan sianida.

Darmawan merujuk pada keterangan saksi ahli patologi forensik yang dihadirkan kuasa hukum Jessica, Profesor Beng Beng Ong. Dalam kesaksiannya, Ong menjelaskan, kulit seseorang yang keracunan sianida akan memerah.

"Jadi, kenapa mesti dibedah semua, kalau memang sudah tahu racun sianida yang diminum Mirna. Sampai di situ cukup. Masa mau dihancur-hancurin anak saya itu?" kata Darmawan.

Sidang lanjutan mengadili Jessica sedianya dimulai sesuai jadwal, pukul 09.00 WIB. Namun, hingga pukul 10.20 WIB, sidang masih belum dimulai.

Kompas TV Soal Sianida, Saksi Ahli Jessica Punya Keterangan Berbeda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com