Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Saluran Air di Kemang, Ada yang Dicor, Tersumbat Sampah, dan Terhalang Kabel

Kompas.com - 09/09/2016, 19:34 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Jumat (9/9/2016) sore, belasan pasukan biru dari Dinas Tata Air DKI Jakarta sibuk membobol trotoar dan halaman Kemang Square.

Mereka tampak membongkar tali-tali air kecil yang mengalirkan air dari jalan ke saluran air penghubung atau parit.

"Lihat nih, kedok banget, ada saluran air tahunya dalamnya dicor," kata Amir, salah satu pekerja.

Di halaman Kemang Square terdapat lubang kecil yang ditutupi dengan jeruji besi untuk menampung air ke parit selebar satu meter di bawahnya.

Tampak sebuah pipa yang kira-kira berukuran delapan inci terlihat patah dan dicor dengan semen di dalam lubang kecil tersebut. 

(Baca juga: Penyebab Banjir Kemang, Bangunan Komersial di Atas Sempadan Sungai)

Di lubang sebelahnya, pemandangan yang sama terlihat. Sampah-sampah plastik menutup pipa bermulut kecil itu.

Para pasukan biru hanya geleng-geleng melihat lubang itu. Mereka pun membuat semacam parit kecil yang terbuka agar air bisa masuk ke parit dan tidak menggenang di jalan.

Kepala Seksi Tata Air Kecamatan Mampang Prapatan Torkis Tambunan mengajak Kompas.com berkeliling melihat saluran air di Kemang Raya, antara lain di trotoar Kemang Square, The Mansion at Kemang atau Kemchick, dan Toko Sandang Senayan.

Ketika pagar besi diangkat, terlihat kabel di tengah parit. Torkis mengatakan, tidak sepatutnya ada kabel di saluran air, setipis apa pun kabel tersebut.

Sebab, berdasarkan aturannya, kabel harus ditanam minimal 1,5 meter di bawah tanah, atau tidak bertumpuk di saluran air.

Parit yang seharusnya memiliki lebar hingga dua meter, kata Torkis, makin menyempit di sepanjang Jalan Kemang Raya.

Pipa-pipa di parit itu kondisinya juga mengenaskan, yakni tersumbat plastik dan dedaunan.

Menurut Torkis, pipa tersebut seharusnya memiliki diameter 30 sentimeter agar mampu mengalirkan air dengan lancar di kala hujan.

"Kami dari Dinas Tata Air awalnya tidak buat saluran air seperti ini, bagaimana ceritanya bisa tali air di trotoar dicor, ditutup, jadi sempit. Ini tegel siapa?" kata Torkis menunjuk trotoar The Mansion at Kemang.

Nibras Nada Nailufar Kabel di dalam saluran air di depan The Mansion at Kemang.

Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan Holi Susanto mengatakan, tersumbatnya saluran air inilah salah satu penyebab banjir di Kemang pada Rabu (7/9/2016) malam, saat hujan deras mengguyur Ibu Kota.

Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com