Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Para Korban Terjebak Penipuan Bermodus Lowongan Kerja...

Kompas.com - 30/09/2016, 20:14 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para korban penipuan berkedok lowongan kerja di Jakarta Timur mengaku kaget setelah mengetahui bahwa mereka terkena penipuan.

Salah seorang korban, Syarif (20), tak menyangka bahwa niatnya untuk mendapatkan pekerjaan diamanfaatkan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.

Syarif menceritakan, mulanya ia tertarik dengan lowongan tersebut saat melihat pengumumannya beredar di dunia maya.

(Baca juga: Kelompok Penipu Berkedok Pemberi Lowongan Kerja Ditangkap di Jakarta Timur)

Pengumuman di internet itu memperlihatkan salah satu perusahaan otomotif ternama tengah membuka lowongan kerja.

Tergiur dengan iming-iming nama perusahaan serta gaji yang besar, Syarif langsung menghubungi nomor ponsel yang tercantum pada pengumuman tersebut.

"Kan perusahaannya besar, kebetulan seminggu lalu saya enggak diperpanjang kontraknya. Jadi lagi butuh kerja banget Mas," ujar Syarif saat ditemui di Mapolres Jakarta Utara, Jumat (30/9/2016).

Tak lama kemudian, Syarif langsung dipanggil untuk mengikuti psikotes sebagai bagian dari proses seleksi.

Untuk mengikuti tes itu, Syarif diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar Rp 15.000 serta biaya psikotes sebesar Rp 300.000.

Syarif mengaku masih belum curiga terkait pembayaran tersebut. Keesokan harinya, Syarif dipanggil untuk mengikuti tes kesehatan.

Pihak perusahaan juga meminta biaya sebesar Rp 800.000 kepada Syarif. Lelaki itu pun memberikan uang sesuai yang diminta pihak perusahaan tersebut.

Kecurigaan Syarif muncul ketika mengikuti tes kesehatan. Saat itu, Syarif hanya diminta untuk membuka baju agar dapat diperiksa apakah ada tato atau sejumlah tindik di tubuhnya.

Anehnya lagi, kata Syarif, si karyawan mengatakan bahwa perusahaan akan mengirimkan pesan singkat jika Syarif gagal dalam tes.

"Anehnya itu, kata mereka kalau saya gagal saya bakal di SMS, tetapi kalau saya lulus, mereka enggak akan SMS saya," ujar Syarif.

Kemudian pada Jumat pagi atau hari ini, Syarif kembali mendatangi perusahaan tersebut.

Saat mendatangi kantor perusahaan tersebut, Syarif melihat sejumlah petugas kepolisian di sana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Dinas KPKP DKI Jakarta Periksa 79.786 Hewan Kurban, Seluruhnya Dinyatakan Sehat

Megapolitan
Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Bisa Cemari Lingkungan, Pengusaha Konfeksi di Tambora Diminta Tak Buang Limbah Sembarangan

Megapolitan
Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Jusuf Kalla Persilakan Anies Maju Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Ini, Warga: Perbedaan Hal Biasa

Megapolitan
Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Anies-Sandiaga Tak Berencana Duet Kembali pada Pilkada Jakarta

Megapolitan
Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Namanya Diusulkan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta 2024, Anies: Mengalir Saja, Santai...

Megapolitan
Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Akrab dengan Sandiaga Saat Nobar, Anies Sebut Tak Bahas Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film 'Lafran'

Momen Anies Salami Jusuf Kalla Sambil Membungkuk dan Hormat ke Sandiaga Sebelum Nobar Film "Lafran"

Megapolitan
Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Pengelola Jakarta Fair 2024 Siapkan Area Parkir di JIExpo Kemayoran, Bisa Tampung Puluhan Ribu Kendaraan

Megapolitan
Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Seekor Sapi Masuk ke Tol Jagorawi, Lalu Lintas Sempat Macet

Megapolitan
10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

10 Nama Usulan DPD PDI-P untuk Pilkada Jakarta: Anies, Ahok, dan Andika Perkasa

Megapolitan
Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com