Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Keputusan Agus Yudhoyono Maju pada Pilkada DKI

Kompas.com - 04/10/2016, 10:19 WIB
David Oliver Purba

Penulis

Kaget

Agus mengakui bahwa SBY juga kaget saat namanya dipilih untuk diusung partai pendukung. Ia menepis isu bahwa keputusannya mengakhiri karier di militer dan berubah menjadi politisi adalah karena permintaan SBY.

"Itu adalah keputusan saya pribadi, beredar dugaan saya dipaksa, ditekan, bahkan lucunya sampai ada yang mengatakan Pak SBY tega sekali sama Ibu Ani nih, anaknya didorong masuk politik. Tentunya (isu) itu agak menyakitkan karena tidak ada orangtua manapun yang ingin menjatuhkan, menjerumuskan anaknya sendiri," ujar Agus.

Agus menyebut kedua orangtuanya sebagai sosok demokratis. Saat Agus memutuskan untuk meniti karier di bidang militer pun, kata dia, hal tersebut bukan atas paksaan orangtuanya.

"Kalau ditanya, dipaksa atau tidak, saya sudah dewasa, saya punya kepribadian dan karakter sendiri sehingga tidak mungkin disetir, apalagi dipaksa siapa pun, termasuk orangtua sendiri," kata Agus.

(Baca: Agus: Tidak Mungkin Saya Disetir, apalagi Dipaksa Siapa Pun, Termasuk Orangtua)

Kemunculan Agus yang terkesan mendadak serta latar belakang kariernya yang bukan kader parpol membuat sejumlah kalangan mempertanyakan kemampuanmya menjadi bakal cagub DKI.

Agus mengakui, hal itu juga menjadi bahan renungan ketika dia diminta maju menjadi cagub DKI Jakarta. Ditambahkan Agus, sejumlah pihak berpendapat beragam soal kemampuannya. Ada yang mengatakan kariernya di militer selama 16 tahun sudah cukup jadi modal untuk pengabdian di bidang lain, termasuk di politik dan pemerintahan.

Bagi Agus, durasi pengalaman adalah hal yang relatif. Agus meyakini bahwa kuantitas bukan segalanya. Agus menilai, keinginan besar untuk bisa mengetahui situasi dan belajar menyesuaikan diri merupakan hal lebih penting dalam sebuah kesuksesan.

Agus menyampaikan, pendidikannya di militer selama 16 tahun, bisa dimanfaatkan untuk maju pada pilkada mendatang. Ia menilai, ada kesamaan antara politik pemerintahan dengan militer, misalnya bisa belajar soal kepemimpinan, manajemen, dan lainnya.

"Jadi saya anggap bahwa saya tidak berangkat dari nol banget, saya punya pengalaman baik di pendidikan latihan tugas operasi baik di dalam maupun luar negeri, misi perdamaian dan lainnya, yang Insya Allah dapat bermanfaat bagi saya selanjutnya," kata Agus.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com